BERITA TERKINI, DUNIA DALAM BERITA, SEPUTAR INFORMASI TERPECAYA

Cara Cari Uang Gampang Dan Halal

Mengurangi Stres Keuangan Masalah keuangan adalah salah satu penyebab utama stres dalam kehidupan. Pemahaman keuangan yang baik memungkinkan Anda menghindari masalah keuangan yang tidak perlu, mengurangi stres, dan meningkatkan kualitas hidup Anda.

Saturday 3 June 2023

Slank Album: Suit... Suit... He... He... (Gadis Sexy)

 


Suit-Suit... He-He (Gadis Sexy) adalah album musik pertama grup musik Indonesia, Slank. Album ini dirilis pada tahun 1990. Di album ini musik Slank kental dengan nuansa rock dengan lirik yang bervariasi, baik menghibur maupun mengharukan. Lagu andalan album ini adalah Memang dan Suit-Suit... He-He (Gadis Sexy).

Pada tahun 2007, album ini mendapatkan peringkat # 5 di dalam daftar "150 Album Indonesia Terbaik" yang diterbitkan dalam majalah Rolling Stone Indonesia #32 bulan Desember 2007.[2] Dan pada tahun 2009, lagu "Memang" masuk ke dalam "150 Lagu Indonesia Terbaik Versi Majalah Rolling Stone". Juga, salah satu kurator musik Adib Hidayat memilih lagu Karang ke dalam kompilasi Rock Indopahitnya. Formasi Slank ketika merilis album pertamanya pada tahun 1990 ini terdiri dari Bimbim (drum), Bongky (bass), Pay (gitar), Kaka (vokal) dan Indra (keyboard). Album pertama ini langsung meraih sukses di pasaran. Slank juga mendapat penghargaan dari BASF award sebagai pendatang baru terbaik untuk album ini. Eksistensi Slank memang tidak diragukan lagi, terbukti sampai sekarang masih terus memproduksi album dan masih menjadi band papan atas Indonesia. Album ini adalah album pertama SLANK yang berisi 10 lagu dan diedarkan dalam bentuk Kaset dan Compact Disc. Dalam penggarapannya, SLANK berisi Bimbim SLANK Sidharta (Drum), Bongky Bong SLANK (Bass), Pay SLANK (Guitar), Indra Q SLANK (Keyboard) Kaka J SLANK (Vocal). Album ini diproduseri oleh Boedi Soesatio (Proyek Q) yang dalam pendistribusiannya dibantu Program/Virgo Rec. Sound Engineer untuk album ini adalah Rico, Ipung, Ronnie dan Sunar (Studio 15), serta Heri, Iwan dan Beben (NK Studio). Sementara untuk Mixing & Mastering untuk lagu Suit-Suit... He-He (Gadis Sexy) ditangani oleh Denni TR, sementara sisanya oleh Teddy Riadi & Indra Q SLANK. Studio-nya sendiri di Musica Studio & Jackson Studio. Untuk design cover dikerjakan sama BSP Production. Hits single untuk album ini adalah lagu Maafkan dan Memang.

Daftar lagu Suit... Suit... He... He... (Gadis Sexy) No. Judul Penulis Durasi 1. "Suit-Suit... He-He (Gadis Sexy)" Slank 3:30 2. "Memang" Slank 4:36 3. "Maafkan" Slank 4:51 4. "Apatis Blues" Slank 4:01 5. "American Style" Bimbim 4:25 6. "Aku Gila" Bimbim 3:46 7. "Kalah" Slank 5:21 8. "Bocah Slank 3:41 9. "Karang" Slank 4:07 10. "Ladies Night Di Ebony" Slank 4:28 Durasi total: 42:46
Share:

Thursday 1 June 2023

Rumah Sejarah Rengasdengklok

Rumah tinggal keluarga Djiau Kie Song berada di Kampung Bojong Tugu, Kelurahan Rengasdengklok, Kecamatan Rengasdengklok. Rumah tinggal ini menyimpan sejarah peristiwa menjelang proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Lingkungan di mana rumah ini berada merupakan pemukiman yang tidak begitu padat. Di sebelah selatan rumah, seberang jalan kampung berupa kebun dan belakang rumah merupakan area persawahan.

Foto MOEZ OFFICIAL

Sedangkan di sebelah barat dan timur merupakan rumah penduduk. Rumah tinggal yang berada pada kawasan pedataran rendah pantai utara ini berada pada posisi 06° 09' 377" Lintang Selatan dan 107° 17' 415" Bujur Timur. Lokasi sekarang ini merupakan lokasi baru. Dahulu lokasinya berada di sebelah barat daya lokasi sekarang berjarak sekitar 500 m, pada tepi Citarum. Karena sering terkena banjir dan terancam roboh maka dipindahkan ke lokasi sekarang.


Lahan pekarang lokasi baru ini luasnya 150 m2. Batas halaman sisi selatan berupa pagar bambu, sedangkan batas lainnya tidak begitu tegas. Rumah dibangun menghadap ke arah selatan. Ukuran rumah 9 x 6 memanjang ke samping dengan atap berbentuk limasan berbahan genting. Dinding bercat putih dan tiang bercat hijau muda terbuat dari bahan kayu, lantai berupa ubin terakota. Bagian depan rumah merupakan serambi terbuka. Pintu masuk berada di tengah di apit dua jendela. Pintu dan jendela juga bercat warna hijau muda.


Ruang dalam terbagi tiga bagian yaitu bagian tengah, kamar samping kanan (barat), dan kamar samping kiri (timur). Ruang dalam bagian tengah merupakan semacam ruang pertemuan keluarga atau ruang tamu. Pada saat sekarang di bagian utara ruangan ini terdapat altar persembahyangan. Pada dinding di atas altar persembahyangan terpajang foto Bung Karno dan foto Djiau Kie Song.


Dari ruang tengah ke kamar samping kanan melalui pintu yang berada di tengah. Di dalam kamar ini tersimpan tempat tidur (ranjang) yang dahulu merupakan tempat peristirahatan Bung Hatta. Ke kamar samping kiri juga melalui pintu yang berada di tengah. Kamar samping kiri ini merupakan tempat peristirahatan Bung Karno, Ibu Fatmawati, dan Guntur Soekarno Putra. Tempat tidur yang dahulu dipakai beliau juga masih tersimpan.


Rumah singgah Bung Karno dan Bung Hatta saat menjelang proklamasi kemerdekaan RI ini sekarang masih merupakan milik keluarga Djiau Kie Song. Sebagai rumah tinggal, rumah ini sarat dengan nilai-nilai luhur perjuangan pemuda ketika itu untuk mewujudkan kemerdekaan RI. Nilai-nilai luhur di balik peristiwa bersejarah itulah yang hingga sekarang sering dikaji melalui peninggalan ini. Di samping itu, generasi muda sekarang yang mengunjungi rumah ini akan tergugah untuk lebih memahami perjuangan pada waktu itu.

Share:

Tugu Proklamasi Karawang, Saksi Sejarah yang Terlupakan

 



Karawang yang dalam Bahasa Sunda berarti 'penuh dengan lubang' merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat. Karawang yang biasa disebut Kota Pangkal Perjuangan ini menyimpan banyak catatan sejarah. Salah satunya Peristiwa Rengasdengklok.


Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa penculikan yang dilakukan sejumlah pemuda terhadap Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno atau yang lebih dikenal Bung Karno dan Wakilnya Mohammad Hatta. Kedua tokoh Proklamator tersebut diasingkan di rumah Djiaw Kie Siong.


Penculikan yang dilakukan oleh perkumpulan Menteng 31 seperti Wikana dan Chaerul Saleh itu terjadi pada 16 Agustus 1945 silam pada pukul 04.00 WIB. Saat itu, para pemuda tersebut mendesak Bung Karno dan Bung Hatta untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.


Selain itu, daerah Rengasdengklok juga pernah menjadi markas Pembela Tanah Air (PETA) yang sekarang dijadikan sebagai Monumen Tugu Proklamasi. Sayangnya, tempat bersejarah di Rengasdengklok itu tidak dipelihara dengan baik oleh pemerintah daerah maupun pusat.


"Pagar Monumen Tugu Proklamasi ini dibangun oleh Bupati Purwakarta. Aneh kan. Di sini daerah Karawang. Saya sih bicara sesuai faktanya," ujar Idris juru kunci Monumen Tugu Proklamasi kepada Liputan6.com di area Monumen Tugu Proklamasi, Rengasdengklok, Jawa Barat, Minggu 16 Juni 2013.


Idris juga mengaku mendapat upah dari pekerjaannya itu dari pemerintah Kabupaten Karawang sebesar Rp 600 ribu. Padahal upah minimum regional Kabupaten Karawang sebesar Rp 2 juta. Walaupun tidak mendapat upah yang layak, Idris mengaku ikhlas menjalani profesinya itu. Dia menilai profesi yang diturunkan dari kakeknya itu dapat mengajarkan masyakarat tentang pentingnya sejarah bangsa Indonesia.


"Digaji untuk kebersihan saja. Selama ini saya dapat tambahan dari masyarakat yang mengunjungi tugu. Saya ikhlas, mengajari masyarakat tentang sejarah yang turun dari kakek saya yang merupakan juru kunci juga. Dibayar nggak dibayar, yang penting masyarakat mengerti sejarah," tambah Idris.


Selain Idris, Yanto Juadi, cucu Djiauw Kie Song, mengaku biaya untuk perawatan rumah bersejarah itu bersumber dari kantong pribadinya. Dia juga menututurkan, sampai saat ini belum ada bantuan dari Pemda Karawang ataupun dari Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan untuk membiayai perwatan tempat bersejarah itu.


"Kita dibantu per bulan Rp 600 ribu untuk kebersihan. Untuk pengecetan, itu dari BPPP (Balai Pelestarian Peninggalan Purbakal) Serang. Bantuan dana dari Pemda (Karawang) atau Kementrian Pariwisata dan Kebudayaan sampai saat ini belum ada," ucap Yanto Juadi di tempat ‘menyembunyikan’ Bung Karno dan Bung Hatta itu. 

Sumber  https://www.liputan6.com/news/read/614403/tugu-proklamasi-karawang-saksi-sejarah-yang-terlupakan

Share:

Blog Archive