BERITA TERKINI, DUNIA DALAM BERITA, SEPUTAR INFORMASI TERPECAYA

Cara Cari Uang Gampang Dan Halal

Mengurangi Stres Keuangan Masalah keuangan adalah salah satu penyebab utama stres dalam kehidupan. Pemahaman keuangan yang baik memungkinkan Anda menghindari masalah keuangan yang tidak perlu, mengurangi stres, dan meningkatkan kualitas hidup Anda.

Saturday 21 May 2022

Pengobatan Tradisional Tiongkok Menggunakan Banyak Hewan

 Orang Tionghoa terkenal karena menjunjung tinggi adat dan budaya nenek moyang mereka secara turun temurun. Itulah sebabnya pengobatan tradisional masih dipraktekkan di negeri Tirai Bambu hingga saat ini.

Kecenderungan ini tidak hanya dapat ditemukan di Cina, tetapi juga di negara-negara lain dengan populasi orang Cina yang besar. Berikut ini adalah beberapa contoh hewan yang biasa digunakan dalam pengobatan tradisional Tiongkok.

1. Kuda laut


Kuda laut adalah hewan air yang mendapatkan namanya dari bentuknya yang mirip kuda. Kuda laut awalnya digolongkan sebagai sejenis ikan, meskipun penampilannya aneh. Kuda laut dikategorikan sebagai hewan yang tidak bisa berenang. Inilah sebabnya mengapa hewan ini sering membungkus ekornya di karang atau tumbuhan laut agar tidak terbawa arus.

Bentuk kuda laut yang berbeda adalah mengapa spesies ini disimpan di akuarium air asin. Mereka juga memiliki cara reproduksi yang unik yaitu kuda laut jantan dapat menyimpan telur di kantongnya saat waktunya untuk berkembang biak.

Kuda laut tidak hanya populer sebagai hewan peliharaan. Hewan ini sering digunakan dalam masakan dan pengobatan tradisional Tiongkok. Karena dianggap orang yang makan Hewan ini akan memiliki kesehatan ginjal yang lebih baik.

Manfaat kuda laut bagi manusia tidak hanya sampai di situ. kuda laut juga dipercaya dapat membantu gairah dan stamina seksual. Akibatnya, kuda laut digunakan sebagai salah satu komponen dasar dalam sejumlah obat kuat.

2 .Kura-Kura Punggung Lunak


Kura-kura adalah reptil yang dikenal selalu membawa cangkangnya kemanapun mereka pergi. Penyu menggunakan cangkang sebagai rumah dan tempat berteduh.

Kura-kura dapat menarik kembali kaki dan kepalanya ke dalam cangkang jika merasa terancam. Ketika kondisi sekitarnya aman, penyu keluar dari cangkangnya dan kembali beraktivitas seperti biasa.

Kura-kura biasanya memiliki cangkang keras karena digunakan untuk melindungi diri. Penyu cangkang lunak, di sisi lain, dikecualikan. Hal ini dikarenakan tekstur cangkangnya yang menyerupai kulit.

Penyu punggung lunak secara tradisional dianggap sebagai hewan yang berharga oleh orang-orang Cina. Karena hewan ini sering dikonsumsi oleh penduduk setempat sebagai pesta mahal.

Daging penyu diduga dapat melembabkan kulit, mencegah anemia, dan meningkatkan kekebalan tubuh. Daging penyu dikenal kaya akan nutrisi dan kolagen.

Klaim bahwa daging kura-kura softback dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh tidak berdasar. Menurut sebuah penelitian, daging kura-kura punggung lunak dapat meningkatkan produksi imunoglobulin dan memperpanjang umur antibodi tertentu. Akibatnya, orang tersebut menjadi lebih tahan penyakit dan kecil kemungkinannya untuk jatuh sakit.

3. Tokek


Siapa yang tidak pernah mendengar tentang tokek? Hewan yang berkerabat dengan kadal ini terkenal karena kemampuannya memanjat dinding. Tokek, terutama di malam hari, memiliki kecenderungan menciptakan suara yang berbeda.

Tokek memiliki sisik berwarna cerah. Alhasil, para pecinta hewan eksotis kerap menjadikan spesies ini sebagai hewan peliharaan. Karena tokek memakan serangga, mereka juga berfungsi untuk meminimalkan kelimpahan hama serangga di daerah tempat mereka tinggal.

Selain itu, tokek bukanlah hewan yang harus ditangani dengan hati-hati oleh manusia. Karena tokek bisa saja menggigit orang yang mengganggunya jika merasa terganggu. Jika tokek menggigit seseorang, tokek tidak akan melepaskan gigitannya untuk waktu yang lama.

Meskipun demikian, masih banyak orang yang mencari tokek. Produsen obat tradisional Tiongkok termasuk yang paling tertarik untuk menemukan tokek karena kepercayaan mereka akan khasiatnya.

Kegunaan tokek yang paling umum adalah untuk mengobati gangguan pernapasan dan demam. Karena daging tokek dipercaya dapat membantu meningkatkan daya tahan paru-paru dan ginjal. Mereka yang mengonsumsi obat berbahan dasar tokek mengklaim bahwa batuk yang parah dapat dihilangkan dengan cepat dengan mengonsumsi tokek secara teratur.

Kelebihan tokek tidak hanya sampai di situ. Obat-obatan yang dibuat dari tokek sering digunakan untuk impotensi dan ejakulasi dini.

4. Jamur Ulat


Jamur ulat merupakan jamur parasit yang terdapat di lokasi perbukitan sebagai parasit pada ulat. Spora jamur ini awalnya akan terbang. Ketika spora jamur ini mendarat di punggung ulat, mereka bertunas dan tumbuh menjadi jamur.

Ulat yang mengandung jamur ini lambat laun akan melemah hingga mati karena jamur tumbuh subur dengan mencuri nutrisi dari ulat inangnya. Jamur akan bertahan hidup bahkan jika inangnya mati. Jamur ulat menyerupai jari manusia 

Meskipun jamur ini memiliki penampilan dan gaya hidup yang menakutkan, sebenarnya jamur ini dianggap sebagai makanan sehat bagi manusia. Jamur ulat sering ditelan  karena konon katanya bisa membantu pengobatan gangguan hati dan ginjal.

Jamur ulat juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh bagi yang mengkonsumsinya. Inilah sebabnya mengapa banyak atlet menggunakan jamur ini setiap hari.

Keunggulan jamur ulat terbukti secara ilmiah. Jamur ini menurut penelitian dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh dalam melawan sel kanker. Menurut pemantauan yang cermat, jamur ini dapat mengecilkan ukuran tumor, terutama kanker.

5. kecoa

Saat mendengar kata kecoa, sebagian dari Anda mungkin merasa mual. Karena hewan-hewan ini dikenal hidup di tempat yang kotor dan sering terlihat di tempat yang kotor, reaksinya dapat dimengerti.

Kecoa adalah makhluk pemakan segala yang suka mengkonsumsi sampah organik, seperti sisa makanan dari manusia. Inilah sebabnya mengapa serangga ini sering ditemukan di tempat sampah.

Ketika kecoa sedang mengais-ngais sampah, patogen sering menempel pada tubuh kecoa. Ketika kecoa pindah ke lokasi baru, kuman mengikuti.

Akibatnya, begitu kecoa muncul, manusia berusaha sekuat tenaga untuk memusnahkannya. Kecoa, di sisi lain, sangat sulit dibasmi karena kelincahannya. Karena kecoa tertentu bisa terbang, orang-orang di sekitarnya akan semakin marah.

Kecoa, di sisi lain, tidak selalu berdampak buruk bagi manusia. Ternyata kecoa banyak digunakan sebagai komponen dalam pengobatan tradisional Tiongkok. Kecoak karena alasan ini bukan sembarang kecoak; mereka berasal dari peternakan khusus yang telah dipantau dengan cermat untuk memastikan mereka tidak tercemar limbah berbahaya.

Kecoa biasanya digunakan untuk mengobati iritasi saluran cerna, TBC, dan Kecoa juga bisa dijadikan bahan baku kosmetik selain untuk dimakan.

Banyaknya manfaat kecoa bagi penduduk Tionghoa mungkin menjelaskan mengapa begitu banyak peternakan kecoa di negara tersebut. Jumlah kecoa yang berhasil kabur saat kecelakaan tahun 2013 di peternakan kecoa diperkirakan mencapai jutaan!

Share:

KKN di Desa Penari adalah film horor terlaris di Indonesia.

 

MD Pictures

KKN di Desa Penari memecahkan rekor film horor terlaris di Indonesia. Menurut perusahaan produksi MD Entertainment, KKN di Desa Penari telah menjual lebih dari 4,5 juta tiket pada pukul 17.00 WIB pada Kamis (12/5).

“Film horor terlaris sepanjang masa adalah KKN di Desa Penari! Badarawuhi telah dilihat oleh 4,5 juta orang!” MD Entertainment memposting di media sosial pada Kamis, 5 Desember.

KKN di Desa Penari mampu menggeser Hamba Setan (2017) yang sebelumnya menjadi film horor terlaris di Indonesia.

Ketika film horor yang disutradarai oleh Joko Anwar dan diproduksi oleh Rapi Films dan CJ Entertainment itu ditayangkan di layar lebar, terjual lebih dari 4,2 juta tiket.

Joko Anwar pun turut menyambut baik rekor KKN di Desa Penari. Ia mengucapkan selamat kepada film tersebut, serta sutradara Awi Suryadi.

"Selamat @awisuryadi @mdpictures! Ini menyenangkan sekali! Hidup film horor Indonesia!" cuit Joko Anwar.

Sutradara Awi Suryadi pun mengungkapkan rasa syukur atas rekor KKN di Desa Penari. Dia bahkan berguyon bakal membelikan kopi hitam atas capaian tersebut. Kopi hitam merupakan salah satu hal penting dalam film itu.


"Saya tidak bisa berkata-kata. TERIMA KASIH. Matur nuwun. God bless you all. Kopi ireng on me!" cuit Awi Suryadi.

CNNIndonesia.com telah meminta izin kepada Joko Anwar dan Awi Suryadi untuk mengutip cuitan tersebut.

MD Pictures
 


 
Sejak hari pertama transmisi, prestasi KKN di Kampung Penari melonjak. Menurut MD Pictures, video yang didasarkan pada narasi viral di Twitter itu ditonton oleh 315.486 orang pada Minggu (1/5).
Pada 2022, dan sejak 2021, pencapaian KKN di Kampung Penari akan menjadi yang tertinggi. Angka KKN di Kampung Penari juga bisa meningkat seiring dengan tingginya antusias masyarakat, terutama di kalangan masyarakat yang belum melihat hari raya Idul Fitri.

Namun, Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Bagian 1 (2016) tetap menjadi film terlaris di Indonesia, dengan lebih dari 6,85 juta tiket terjual.

KKN di Desa Penari bercerita tentang sekelompok mahasiswa di Jawa Timur yang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Nur (Tissa Biani), Widya (Adinda Thomas), Ayu (Aghniny Haque), Bima (Achmad Megantara), Anton (Calvin Jeremy), dan Wahyu (Tissa Biani) menjadi pemeran utama (Fajar Nugraha).

Keenam siswa tersebut tinggal di desa terpencil Pak Prabu (Kiki Narendra). Pak Prabu telah mendesak mereka untuk menghindari sejumlah pantangan sejak kedatangan mereka di masyarakat.

Namun, penduduk kota yang ajaib tampaknya tidak menghargai kehadiran mereka. Setiap mahasiswa KKN diteror oleh rentetan kejadian misterius.

Film ini terinspirasi dari kisah legendaris KKN Stories di Kampung Tari yang populer di Twitter pada tahun 2019.


TRAILERS MOVIE KKN di Desa Penari





Share:

Researchers have created the world's largest photo database of Amazon wildlife.


Researchers have compiled over 154,000 records of camera trap images from the Amazon Rainforest, identifying 317 different bird, mammal, and reptile species.

This is the first study at this scale to compile and standardize camera trap images from across the Amazon, and it includes Brazil, Bolivia, Colombia, Ecuador, French Guiana, Peru, Suriname, and Venezuela.

According to the authors, this camera trap data set allows for new studies on forest fragmentation, habitat loss, climate change, and human-caused animal loss "in one of the world's most important and threatened tropical environments."

Wildlife crawls, hops, flies, and prowls through every nook and cranny of the world's largest rainforest. 
However, because most animals are good at hiding from humans, finding them can be difficult. 
Many researchers rely on camera traps to accomplish this, which are motion-sensing, often camouflaged cameras strategically placed throughout the forest.



Scientists have been collecting camera trap images across the Amazon for decades, but the data has been dispersed until now. 

A group of researchers compiled over 154,000 camera trap images, capturing 317 species: 185 birds, 119 mammals, and 13 reptiles.

The new data paper, published in the journal Ecology, was led by the German Centre for Integrative Biodiversity Research (iDiv) and Friedrich Schiller University Jena and draws on records from 147 scientists representing 122 research institutions.
(Left) Omar Andy, Walter Andy and Abner Andy, Kichwa parabiologists from Nueva Providencia in YasunĂ­ National Park, and (right) Miguel Angel Pozo, from Ministry of the Environment of Ecuador, and Julia Salvador, WCS Ecuador, fixing camera traps in the forest. Images by WCS.


This is the first study at this scale to compile and standardize camera trap images from across the Amazon, and it includes Brazil, Bolivia, Colombia, Ecuador, French Guiana, Peru, Suriname, and Venezuela.


"The dataset provides basic information about species presence and abundance in the forest and can be used to answer questions on an Amazon scale," said Ana Carolina Antunes, the study's lead author, in an email to Mongabay.

The study's co-author, Robert Wallace, director of the Wildlife Conservation Society's (WCS) Greater Madidi-Tambopata Landscape Program, said in statement that the thousands of images "will serve as critical data points to show where wildlife occurs and the staggering diversity of species found in the Amazon region."


WCS provided images of jaguar cubs playing, giant anteater wallowing in the mud, short-eared dogs, tapirs, crested eagles, toucans, pumas, and Andean bears.

According to the authors, this camera trap data set opens up opportunities for new studies across broader time scales and areas, allowing scientists to learn more about forest fragmentation, habitat loss, climate change, and human-caused animal loss "in one of the world's most important and threatened tropical environments."


"It will be possible to understand patterns of species distribution in their habitats, interactions between predator and prey species, and make future projections about the impact of climate and land-use change on the species," Antunes explained.


"There is still so much to learn while also facing an increasing threat to biodiversity and the people who live in the forest."

According to Global Forest Watch, more than 3.7 million hectares (9.1 million acres) of primary tropical forest were lost globally in 2021, with Brazil accounting for 40% of that loss. 
The Brazilian Amazon accounts for nearly two-thirds of the Amazon Rainforest and one-third of tropical rainforest cover worldwide, making it critical for preserving Earth's biodiversity.


Image for the banner: 
In Ecuador, the spectacled bear (Tremarctos ornatus) is also known as the Andean bear. 
WCS provided the image.


Citation:


A. C. Antunes, A. Montanarin, D. M. Gräbin, E. C. D. S. Monteiro, F. F. de Pinho, G. C. Alvarenga,... Ribeiro, M. C. (2022). 
AMAZONIA CAMTRAP: dataset of mammal, bird, and reptile species recorded in the Amazon forest using camera traps. 
Ecology, DOI: 10.1002/ecy.3738


Share:

Blog Archive