BERITA TERKINI, DUNIA DALAM BERITA, SEPUTAR INFORMASI TERPECAYA

Saturday, 24 May 2025

Malaysia Kekurangan Beras, Belajar ke Indonesia Tapi Tak Terima: Siapa Sebenarnya yang Butuh Siapa?


Belakangan ini, isu kekurangan beras di Malaysia ramai diperbincangkan. Pemerintah Malaysia bahkan secara terbuka menyatakan akan belajar dari Indonesia untuk mengatasi krisis beras yang sedang mereka hadapi. Langkah ini tentu menjadi sorotan, mengingat selama ini sebagian netizen Malaysia sering meremehkan Indonesia dengan sebutan negara "bodoh" dan "miskin."

Namun, fakta di lapangan berkata lain. Saat Malaysia menghadapi krisis pangan, justru Indonesia-lah yang mereka dekati untuk mencari solusi. Pemerintah Malaysia secara resmi ingin belajar dari sistem pertanian dan tata kelola beras Indonesia, yang kini justru berhasil menjaga stok dan stabilitas harga beras di tengah situasi global yang sulit.

Netizen Malaysia: Kontradiksi Antara Cibiran dan Realita

Di media sosial, tak sedikit netizen Malaysia yang kerap menyindir kondisi Indonesia. Berbagai kata kasar hingga merendahkan sering terlontar, menyebut Indonesia sebagai negara terbelakang. Ironisnya, dalam kondisi darurat seperti sekarang, Malaysia justru menunjukkan ketergantungannya pada Indonesia.

Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan besar:
Siapa sebenarnya yang miskin? Siapa sebenarnya yang butuh belajar?

Indonesia: Dulu Diremehkan, Sekarang Dicontoh

Indonesia bukan tanpa masalah. Tapi dalam beberapa tahun terakhir, sektor pertanian Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan. Program ketahanan pangan, ketersediaan pupuk, serta dukungan pemerintah terhadap petani lokal membuat produksi beras relatif stabil.

Sementara itu, Malaysia yang sebelumnya merasa unggul, kini harus mengakui keunggulan Indonesia dalam hal manajemen pangan. Inilah bukti bahwa kesombongan tak membawa kemajuan, justru membuat kita menutup mata terhadap potensi dan keunggulan tetangga sendiri.

Solidaritas ASEAN, Bukan Salin Caci

Persaingan antar negara tetangga seharusnya membangun, bukan meruntuhkan. Daripada saling merendahkan, lebih baik memperkuat kerja sama di bidang pertanian, teknologi, dan pangan demi kesejahteraan bersama di kawasan Asia Tenggara.

Indonesia membuka pintu kerja sama, bukan karena lemah, tapi karena kuat dan percaya diri. Sebaliknya, Malaysia yang selama ini merasa lebih maju pun akhirnya harus mengakui: Indonesia punya sesuatu yang patut diteladani.

Penutup:
Sikap merendahkan tak akan membuat suatu negara lebih unggul. Yang lebih penting adalah kemampuan untuk belajar dan beradaptasi. Jika hari ini Indonesia menjadi contoh, bukan berarti besok tidak bisa sebaliknya. Namun satu hal yang pasti: fakta tak bisa disangkal, bahwa yang dulu diremehkan kini justru dimintai bantuan.

Pertanyaannya sekarang: masihkah kalian menyebut Indonesia negara bodoh dan miskin? Atau justru sudah waktunya mengakui bahwa kita pantas dihormati?


Share:

0 comments:

Post a Comment