BERITA TERKINI, DUNIA DALAM BERITA, SEPUTAR INFORMASI TERPECAYA

Cara Cari Uang Gampang Dan Halal

Mengurangi Stres Keuangan Masalah keuangan adalah salah satu penyebab utama stres dalam kehidupan. Pemahaman keuangan yang baik memungkinkan Anda menghindari masalah keuangan yang tidak perlu, mengurangi stres, dan meningkatkan kualitas hidup Anda.

Friday 13 September 2024

Fitur apa yang dimiliki Istana Sigiriya?

Sigiriya, juga dikenal sebagai “Batu Singa,” memiliki sejarah yang kaya dan menarik. 

Berikut adalah beberapa poin penting tentang sejarah Sigiriya:

  • Asal Usul: Sigiriya awalnya adalah sebuah hutan besar yang kemudian menjadi bukit setelah badai dan tanah longsor. Bukit ini dipilih oleh Raja Kashyapa (477–495 M) sebagai ibu kota barunya1.
  • Pembangunan Istana: Raja Kashyapa membangun istananya di puncak batu ini dan menghiasi sisi-sisinya dengan fresco berwarna-warni. Di sebuah dataran kecil sekitar setengah jalan ke atas batu, ia membangun gerbang besar berbentuk singa yang memberi nama tempat ini: Sigiriya, yang berarti Batu Singa1.
  • Penggunaan Setelah Kematian Raja: Setelah kematian Raja Kashyapa, ibu kota dan istana kerajaan ditinggalkan. Tempat ini kemudian digunakan sebagai biara Buddha hingga abad ke-141.
  • Penghuni Awal: Ada bukti jelas bahwa banyak tempat perlindungan batu dan gua di sekitar Sigiriya dihuni oleh biksu dan pertapa Buddha sejak abad ke-3 SM. Tempat perlindungan ini dibuat di bawah batu besar dengan tepi tetesan yang diukir di sekitar mulut gua1.
  • Grafiti Kuno: Dinding cermin di Sigiriya mengandung grafiti yang dibuat oleh pengunjung yang datang untuk mengagumi istana dan lukisannya. Grafiti ini berasal dari abad ke-6 Masehi dan memberikan wawasan berharga tentang sejarah dan budaya Sri Lanka kuno1.

Sigiriya sekarang adalah Situs Warisan Dunia UNESCO dan salah satu contoh terbaik dari perencanaan kota kuno. 

Istana yang dibangun di atas batu Sigiriya adalah prestasi luar biasa dalam bidang teknik dan arsitektur. Dirancang oleh Raja Kashyapa sebagai kediaman dan benteng kerajaan, istana ini memiliki beberapa fitur dan fungsi yang membuatnya unik dan mengesankan. Beberapa fitur dan fungsi tersebut adalah:

  • Lokasi Istana: Istana ini terletak di puncak datar batu, sekitar 180 meter (590 kaki) di atas dataran sekitarnya. Ini memberikan raja pemandangan panorama wilayahnya dan juga keuntungan strategis atas setiap penyerang. Istana ini memiliki waduk yang dipotong di batu yang masih menyimpan air hingga hari ini, menyediakan sumber air segar bagi penghuninya.
  • Benteng: Istana ini dikelilingi oleh benteng, yang merupakan area tertutup yang diperkuat untuk melindungi raja dan istananya dari musuh. Benteng ini memiliki lima gerbang, masing-masing dengan desain dan fungsi yang berbeda. Gerbang yang paling terkenal adalah Gerbang Singa, yang terletak di sisi utara batu. Gerbang ini terdiri dari struktur bata besar dengan dua cakar singa raksasa yang mengapit pintu masuk. Kepala singa, yang dulu menjulang di atas gerbang, telah hancur, tetapi cakarnya masih tetap ada. Gerbang Singa melambangkan kekuatan dan otoritas raja, dan juga memberi batu ini namanya: Sigiriya, yang berarti Batu Singa.
  • Fresco: Istana ini juga dihiasi dengan fresco yang indah, yaitu lukisan di atas plester. Fresco yang paling terkenal adalah Sigiriya Damsels, yang terletak di dinding barat batu. Fresco ini menggambarkan 21 sosok wanita, yang diyakini sebagai bidadari atau wanita kerajaan. Fresco ini terkenal karena warnanya yang cerah, pose yang anggun, dan detail yang indah. Mereka dianggap sebagai beberapa contoh seni kuno Sri Lanka yang terbaik.
  • Dinding Cermin: Istana ini juga memiliki dinding cermin, yang merupakan permukaan yang dipoles dari plester putih. Dinding cermin ini memantulkan cahaya dan gambar fresco, menciptakan efek visual yang menakjubkan. Dinding cermin ini juga mengandung grafiti, yaitu tulisan yang dibuat oleh pengunjung yang datang untuk mengagumi istana dan lukisannya. Grafiti ini berasal dari abad ke-6 Masehi dan memberikan wawasan berharga tentang sejarah dan budaya Sri Lanka kuno. Beberapa grafiti adalah puisi yang memuji keindahan Sigiriya Damsels, sementara yang lain adalah komentar tentang istana dan sekitarnya.

Itulah beberapa fitur dan fungsi dari istana yang dibangun di atas batu Sigiriya oleh Raja Kashyapa. Istana ini adalah mahakarya teknik dan seni kuno yang mencerminkan visi dan ambisi raja. Sekarang, Sigiriya adalah Situs Warisan Dunia UNESCO dan salah satu atraksi wisata paling populer di Sri Lanka. Apakah Anda pernah mengunjungi Sigiriya atau melihat gambarnya? 😊

Share:

Lukisan gua seni prasejarah yang menarik

http://arthearty.com/significance-of-lascaux-cave-paintings

 Lukisan gua adalah contoh seni prasejarah yang menarik yang ditemukan di dinding dan langit-langit gua di seluruh dunia. Karya seni ini dibuat oleh manusia purba, termasuk Homo sapiens, Denisovan, dan Neanderthal, dan berasal dari puluhan ribu tahun yang lalu.

Beberapa lukisan gua yang paling terkenal meliputi:

  1. Gua Altamira di Spanyol: Dikenal karena penggambaran bison yang hidup, lukisan ini adalah salah satu yang pertama diakui sebagai seni prasejarah.
  2. Gua Lascaux di Prancis: Ditemukan pada tahun 1940, situs ini sering disebut sebagai “Kapel Sistina Prasejarah” karena penggambaran hewan yang menakjubkan.
  3. Gua Chauvet di Prancis: Rumah bagi beberapa lukisan gua tertua yang diketahui, yang berasal dari lebih dari 30.000 tahun yang lalu.
  4. Gua di Sulawesi, Indonesia: Gua-gua ini mengandung beberapa seni figuratif tertua yang diketahui, termasuk penggambaran babi yang berusia lebih dari 45.500 tahun.

Lukisan-lukisan ini sering menampilkan hewan, figur manusia, cetakan tangan, dan bentuk geometris, yang dibuat menggunakan pigmen alami seperti oker dan arang. Mereka memberikan wawasan berharga tentang kehidupan, kepercayaan, dan ekspresi artistik nenek moyang kita yang kuno.

Lukisan gua dibuat dengan berbagai teknik yang cukup canggih untuk zamannya. 

Berikut adalah beberapa teknik yang digunakan oleh manusia purba dalam membuat lukisan gua:

  1. Menggunakan Pigmen Alami: Pigmen yang digunakan untuk melukis biasanya berasal dari bahan-bahan alami seperti oker merah dan kuning, hematit, oksida mangan, dan arang. Pigmen ini dicampur dengan cairan seperti air, lemak hewan, atau darah untuk membuat cat.

  2. Menggunakan Tangan dan Alat Sederhana: Banyak lukisan gua dibuat dengan menggunakan tangan langsung, baik dengan cara mencelupkan tangan ke dalam pigmen dan menekannya ke dinding gua, atau dengan meniup pigmen melalui tabung di sekitar tangan yang ditempelkan ke dinding, menciptakan cetakan tangan2. Selain itu, mereka juga menggunakan alat sederhana seperti kuas dari bulu hewan atau ranting untuk melukis.

  3. Mengukir dan Menggores: Beberapa gambar dibuat dengan cara mengukir atau menggores permukaan batu dengan alat tajam. Teknik ini sering digunakan untuk membuat garis-garis yang lebih halus dan detail.

  4. Menggunakan Permukaan Batu: Kadang-kadang, bentuk alami dari permukaan batu digunakan untuk menambah dimensi pada lukisan. Misalnya, tonjolan atau cekungan pada batu bisa digunakan untuk menonjolkan bentuk hewan atau objek lain yang dilukis.

  5. Penggunaan Warna: Warna yang digunakan dalam lukisan gua sering kali memiliki makna simbolis. Warna merah, misalnya, sering dikaitkan dengan kehidupan dan darah, sementara warna hitam bisa melambangkan kematian atau dunia bawah.

Teknik-teknik ini menunjukkan tingkat kreativitas dan keterampilan yang tinggi dari manusia purba dalam mengekspresikan diri mereka dan berkomunikasi melalui seni.

Lukisan gua dapat bertahan selama ribuan tahun karena beberapa faktor utama:

  1. Lokasi yang Terlindungi: Banyak lukisan gua ditemukan di dalam gua yang dalam dan terlindung dari elemen-elemen luar seperti hujan, angin, dan sinar matahari langsung. Kondisi ini membantu melindungi lukisan dari kerusakan alami.

  2. Kondisi Lingkungan yang Stabil: Suhu dan kelembaban di dalam gua cenderung stabil sepanjang tahun. Kondisi ini mencegah perubahan drastis yang dapat merusak pigmen dan permukaan lukisan.

  3. Pigmen Alami yang Tahan Lama: Pigmen yang digunakan dalam lukisan gua berasal dari bahan-bahan alami seperti oker, hematit, dan arang, yang memiliki sifat tahan lama dan tidak mudah pudar.

  4. Proses Pelapisan Alami: Di beberapa gua, air yang merembes melalui batuan dapat membentuk lapisan bikarbonat di atas lukisan. Lapisan ini bertindak seperti lapisan pelindung yang mengawetkan warna dan detail lukisan.

  5. Minimnya Interaksi Manusia: Banyak lukisan gua yang ditemukan di lokasi yang sulit dijangkau, sehingga terlindung dari kerusakan akibat aktivitas manusia selama ribuan tahun.

Kombinasi dari faktor-faktor ini memungkinkan lukisan gua untuk bertahan dalam kondisi yang hampir sempurna, memberikan kita wawasan berharga tentang kehidupan dan seni manusia purba.

Share:

Thursday 12 September 2024

Satwa liar dan Tumbuhan Yang Beradaptasi di Smith Rock State Park

https://smithrock.com/fauna-gallery




 Smith Rock State Park adalah taman negara bagian yang terletak di Oregon, Amerika Serikat. 

Taman ini terkenal dengan formasi batuan vulkaniknya yang dramatis dan tebing-tebing curam yang menarik para pendaki dari seluruh dunia. 

Selain itu, taman ini juga menawarkan berbagai aktivitas rekreasi seperti hiking, bersepeda, dan memancing.

Smith Rock State Park juga merupakan rumah bagi berbagai satwa liar dan tumbuhan yang telah beradaptasi dengan lingkungan gurun tinggi yang semi-kering. 

Beberapa contohnya termasuk rusa mule, berang-berang sungai, elang padang rumput, dan tumbuhan seperti desert paintbrush dan purple sage.

Taman ini adalah tempat yang indah untuk menikmati pemandangan alam yang menakjubkan dan berpetualang di luar ruangan. 

Jika Anda suka alam dan aktivitas luar ruangan, Smith Rock State Park adalah destinasi yang patut dikunjungi! 

Berikut ini adalah tempat tentang satwa liar dan tumbuhan yang beradaptasi di Smith Rock State Park:

Satwa Liar:

  • Rusa Mule: Rusa ini memiliki telinga besar yang membantu mereka menghilangkan panas dan mendeteksi predator. Mereka juga memiliki bulu berwarna abu-abu kecoklatan yang menyatu dengan vegetasi sagebrush dan juniper. Mereka memakan rumput, herba, dan semak, serta dapat bertahan dengan sedikit air.
  • Berang-berang Sungai: Mamalia air ini memiliki bulu tebal yang mengisolasi mereka dari air dingin dan tubuh yang ramping yang memungkinkan mereka berenang cepat. Mereka juga memiliki kaki berselaput, ekor panjang, dan tulang belakang yang fleksibel yang membantu mereka bermanuver di dalam air. Mereka memakan ikan, udang karang, katak, dan hewan air lainnya.
  • Berang-berang: Hewan pengerat ini memiliki gigi kuat yang memungkinkan mereka menggerogoti kayu dan membangun bendungan serta sarang. Mereka juga memiliki ekor datar yang membantu mereka menjaga keseimbangan, mengarahkan, dan memukul air sebagai sinyal peringatan. Mereka memakan kulit kayu, ranting, daun, dan tumbuhan air.
  • Elang Padang Rumput: Burung pemangsa ini memiliki sayap panjang dan ekor panjang yang membantu mereka terbang cepat dan lincah. Mereka juga memiliki penglihatan tajam yang memungkinkan mereka melihat mangsa dari ketinggian. Mereka memakan mamalia kecil, burung, reptil, dan serangga.
  • Elang Emas: Burung pemangsa besar ini memiliki sayap lebar dan ekor panjang yang membantu mereka melayang dan meluncur di udara. Mereka juga memiliki cakar kuat dan paruh melengkung yang membantu mereka menangkap dan membunuh mangsa. Mereka memakan kelinci, tupai, marmut, dan hewan berukuran sedang lainnya.

Tumbuhan:

  • Desert Paintbrush: Tumbuhan berbunga ini memiliki bunga berwarna merah-oranye cerah yang menarik burung kolibri dan penyerbuk lainnya. Daunnya yang berbulu mengurangi kehilangan air dan memantulkan sinar matahari. Tumbuhan ini tumbuh di tanah berbatu kering dan dapat bertahan dalam kondisi kekeringan.
  • Arrowleaf Balsamroot: Tumbuhan mirip bunga matahari ini memiliki bunga kuning besar yang mekar di musim semi dan musim panas. Daunnya yang berbentuk panah menyimpan air dan nutrisi. Tumbuhan ini tumbuh di area terbuka dan dapat bertahan dari kebakaran.
  • Yellow Desert Daisy: Tumbuhan mirip daisy ini memiliki bunga kuning dengan pusat gelap yang mekar dari akhir musim dingin hingga awal musim semi. Daunnya yang berwarna abu-abu-hijau ditutupi dengan rambut halus yang melindunginya dari embun beku dan dehidrasi. Tumbuhan ini tumbuh di tanah berpasir atau berbatu dan dapat bertahan dalam suhu dingin.
  • Purple Sage: Tumbuhan aromatik ini memiliki bunga ungu yang mekar dari akhir musim semi hingga awal musim panas. Daunnya yang berwarna hijau keperakan dilapisi dengan kelenjar minyak yang memberikan aroma menyenangkan dan mengusir herbivora. Tumbuhan ini tumbuh di lereng kering dan dataran serta dapat beradaptasi dengan tanah yang miskin.

Semoga informasi ini bermanfaat! Jika ada yang ingin ditanyakan lagi, jangan ragu untuk bertanya 😊


Share:

Blog Archive