BERITA TERKINI, DUNIA DALAM BERITA, SEPUTAR INFORMASI TERPECAYA

Cara Cari Uang Gampang Dan Halal

Mengurangi Stres Keuangan Masalah keuangan adalah salah satu penyebab utama stres dalam kehidupan. Pemahaman keuangan yang baik memungkinkan Anda menghindari masalah keuangan yang tidak perlu, mengurangi stres, dan meningkatkan kualitas hidup Anda.

Sunday, 2 February 2025

DeepSeek: Startup AI Tiongkok yang Mengguncang Pasar Saham Amerika dan Tantangan bagi Indonesia




Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin pesat, dan salah satu startup yang mencuri perhatian dunia adalah DeepSeek. Startup AI asal Tiongkok ini berhasil mengguncang pasar saham Amerika Serikat (AS) hingga menyebabkan kerugian senilai 1 triliun dolar hanya dalam satu hari perdagangan. Keberhasilan DeepSeek tidak hanya mengejutkan dunia teknologi, tetapi juga membuat mantan Presiden AS, Donald Trump, merasa terancam. Bagaimana DeepSeek bisa mencapai hal ini, dan apa implikasinya bagi Indonesia? Mari kita bahas lebih lanjut.

DeepSeek vs ChatGPT: Pertarungan AI Global

DeepSeek, yang berbasis di Hangzhou, Zhejiang, Tiongkok, didirikan oleh Liang Weng Feng, seorang teknopreneur kelahiran tahun 1985. Perusahaan ini meluncurkan model AI terbarunya, DeepSeek R1, pada 20 Januari 2025. Model ini dianggap sebagai pesaing langsung dari ChatGPTGeminiCloud, dan Grock. Dalam beberapa pengujian, DeepSeek R1 terbukti memiliki kemampuan yang melampaui GPT, menciptakan gempa besar di dunia teknologi informasi.

Peluncuran DeepSeek R1 menyebabkan goncangan dahsyat di pasar saham AS. Saham perusahaan teknologi raksasa seperti Nvidia anjlok hingga 17%, menyebabkan kerugian senilai lebih dari 500 miliar dolar bagi para pemegang saham. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh DeepSeek dalam industri AI global.

Mengapa DeepSeek Begitu Berpengaruh?

Ada beberapa alasan mengapa DeepSeek mampu mengguncang pasar teknologi global:

  1. Modal Pengembangan yang Lebih Kecil: Sementara ChatGPT memerlukan modal lebih dari 600 juta dolar untuk pengembangan versi 0.1, dan Google menghabiskan miliaran dolar untuk mengembangkan Gemini, DeepSeek hanya membutuhkan 6 juta dolar untuk membangun infrastruktur AI-nya. Ini menunjukkan efisiensi yang luar biasa dalam pengembangan teknologi.

  2. Biaya Penggunaan yang Ekonomis: Penggunaan ChatGPT memerlukan biaya sekitar 100 dolar untuk 1 juta token, sementara DeepSeek hanya membutuhkan kurang dari 4 dolar untuk frekuensi penggunaan yang sama. Hal ini membuat DeepSeek lebih terjangkau bagi pengguna.

  3. Open Source: DeepSeek tersedia sebagai open source, sehingga semua developer AI di dunia dapat menggunakan dan memodifikasinya sesuai kebutuhan. Ini memberikan fleksibilitas yang besar bagi pengembang untuk menciptakan solusi AI yang lebih inovatif.

Reaksi Tiongkok terhadap Project Stargate

Keberhasilan DeepSeek juga bisa dilihat sebagai reaksi balik Tiongkok terhadap Project Stargate, proyek ambisius yang diluncurkan oleh Donald Trump. Project Stargate adalah joint venture terbesar di dunia dengan nilai 500 miliar dolar, yang bertujuan untuk mengembangkan AI. Proyek ini melibatkan tiga perusahaan raksasa dan dianggap sebagai upaya AS untuk mempertahankan dominasi teknologinya.

Namun, dengan munculnya DeepSeek, Tiongkok menunjukkan bahwa mereka tidak hanya mampu bersaing, tetapi juga melampaui AS dalam hal inovasi AI. Ini adalah bukti nyata dari perang teknologi antara dua negara adidaya tersebut.

Apa yang Bisa Dipelajari Indonesia?

Pertanyaan besar yang muncul adalah: Bagaimana Indonesia bisa memanfaatkan peluang ini? Sebagai negara dengan potensi besar di bidang teknologi, Indonesia memiliki kesempatan untuk belajar dari keberhasilan DeepSeek. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil:

  1. Mendorong Pengembangan AI Lokal: Pemerintah dan swasta perlu bekerja sama untuk mendorong pengembangan AI lokal. Dengan memanfaatkan teknologi open source seperti DeepSeek, developer Indonesia bisa menciptakan solusi AI yang sesuai dengan kebutuhan lokal.

  2. Investasi dalam Pendidikan dan Riset: Untuk menciptakan talenta AI yang kompeten, Indonesia perlu meningkatkan investasi dalam pendidikan dan riset teknologi. Ini termasuk memberikan dukungan finansial dan fasilitas bagi para peneliti dan developer.

  3. Kolaborasi Internasional: Indonesia bisa menjalin kerjasama dengan negara-negara seperti Tiongkok untuk belajar dan mengadopsi teknologi AI yang sudah terbukti sukses. Kolaborasi ini bisa mempercepat perkembangan teknologi di dalam negeri.

Tantangan bagi Pejabat yang Kurang Paham Teknologi

Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana para pejabat yang kurang memahami teknologi (gaptek) bisa merespons perkembangan ini. Untuk itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan literasi teknologi di kalangan pejabat pemerintah. Pelatihan dan workshop tentang AI dan teknologi terkini bisa menjadi solusi untuk mengatasi masalah ini.

Kesimpulan

DeepSeek telah membuktikan bahwa inovasi AI bisa datang dari mana saja, termasuk dari Tiongkok. Keberhasilan mereka mengguncang pasar saham AS adalah bukti nyata dari kekuatan teknologi yang dikembangkan dengan efisien dan ekonomis. Bagi Indonesia, ini adalah peluang besar untuk belajar dan mengembangkan AI lokal yang bisa memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat.

Dengan dukungan yang tepat dari pemerintah, swasta, dan masyarakat, Indonesia bisa menjadi pemain penting dalam industri AI global. Mari kita manfaatkan peluang ini untuk membangun masa depan yang lebih baik dengan teknologi.

Share:

Monday, 27 January 2025

Joe D'Amato: Sutradara Film Multigenre dengan Sentuhan Ekstrem

 



Nama Asli: Aristide Massaccesi (15 Desember 1936 – 23 Januari 1999)

Profesi: Sutradara, produser, sinematografer, dan penulis skenario asal Italia.
Spesialisasi: Genre horor, erotis, dan film dewasa.

Karier Awal (1950-an – 1969)

Joe D'Amato memulai kariernya sebagai teknisi listrik dan fotografer set pada 1950-an, sebelum menjadi operator kamera di tahun 1960-an. Ia bekerja pada berbagai film Italia, termasuk film Mario Bava Hercules in the Haunted World.

Awal Karier sebagai Sinematografer & Sutradara (1969–1975)

  • Debut sebagai sinematografer: Pelle di bandito (1969).
  • Debut sebagai sutradara: Film western kecil seperti Go Away! Trinity Has Arrived in Eldorado (1972).
  • Karya awal yang mencuri perhatian: Death Smiles on a Murderer (1973), sebuah horor gotik dengan Klaus Kinski.

Era Kesuksesan: Seri Black Emanuelle (1975–1977)

D'Amato terkenal karena Black Emanuelle, seri film erotis dengan Laura Gemser sebagai bintang utama. Karakter ini adalah fotografer internasional yang berkelana ke lokasi eksotis. Film seperti Emanuelle in America dan Emanuelle Around the World menampilkan elemen kontroversial seperti kekerasan dan horor, yang menjadi ciri khas D'Amato.

Fase Karibia (1978–1979)

D'Amato memproduksi dan menyutradarai beberapa film di Republik Dominika, termasuk:

  • Papaya, Love Goddess of the Cannibals (1978).
  • Erotic Nights of the Living Dead (1979) dan Porno Holocaust (1979), yang menggabungkan elemen horor dan pornografi.

Produksi Independen & Film Kultus (1979–1982)

Melalui perusahaan produksinya, P.C.M. dan Filmirage, D'Amato menyutradarai:

  • Antropophagus (1980): Film gore yang menjadi kultus klasik.
  • Absurd (1981): Sekuel tidak resmi dari Antropophagus.
  • Caligula... The Untold Story (1982): Versi hardcore dari kisah Kaisar Romawi.

Era Filmirage (1982–1993)

  • D'Amato mendirikan Filmirage untuk memproduksi film horor dan softcore yang ditujukan untuk pasar internasional.
  • Karya terkenal:
    • Seri Ator (1982–1984), terinspirasi dari Conan the Barbarian.
    • Horor pasca-apokaliptik seperti Endgame (1983).
    • Drama erotis seperti 11 Days, 11 Nights (1987), yang sukses secara komersial.
  • Ia juga memproduksi film horor terkenal seperti Stage Fright (Michele Soavi) dan Ghosthouse (Umberto Lenzi).

Kembalinya ke Film Dewasa (1993–1999)

Setelah periode tanpa film hardcore, D'Amato kembali ke genre ini pada 1993. Ia menyutradarai lebih dari 100 film dewasa hingga akhir kariernya, banyak di antaranya diproduksi oleh rumah produksinya sendiri.

Warisan dan Pengaruh

Joe D'Amato meninggal pada 23 Januari 1999 di Roma, Italia. Ia dikenang sebagai sosok yang kontroversial tetapi produktif, yang mencakup banyak genre film dari western hingga horor ekstrem, dan erotis. Karya-karyanya, seperti Beyond the Darkness dan Antropophagus, tetap menjadi ikon bagi penggemar sinema bawah tanah.

Berikut adalah beberapa judul film dewasa yang disutradarai oleh Joe D'Amato, terutama setelah ia kembali ke genre ini pada tahun 1990-an. Harap dicatat bahwa karya-karya ini ditujukan untuk pasar dewasa dan sering kali dirilis dengan nama samaran seperti David Hills, Michael Wotruba, atau Aristide Massaccesi:

Film Dewasa Erotis Softcore

  1. Emanuelle in America (1977)
  2. Emanuelle Around the World (1977)
  3. Emanuelle and the Last Cannibals (1977)
  4. Papaya, Love Goddess of the Cannibals (1978)
  5. Erotic Nights of the Living Dead (1979)
  6. Porno Holocaust (1979)
  7. Caligula... The Untold Story (1982)

Film Hardcore Dewasa (1990-an)

  1. La Macchina del Sesso (1993)
  2. Pompino Express (1994)
  3. Notti Erotiche (1995)
  4. Tarzan-X: Shame of Jane (1995)
    • Salah satu karya hardcore-nya yang terkenal, berbasis pada karakter Tarzan.
  5. Penelope (1996)
  6. The Devil in Mr. Holmes (1996)
  7. Alice in Wonderland: An X-Rated Musical Fantasy (1997)
    • Sebuah adaptasi erotis dari kisah klasik.
  8. Cleopatra (1998)
    • Kisah erotis berlatar Mesir kuno.

Joe D'Amato menyutradarai lebih dari 100 film dewasa sepanjang kariernya, terutama pada tahun-tahun terakhir sebelum wafat. Banyak dari film-film ini diproduksi oleh rumah produksinya, yang memungkinkan ia untuk tetap produktif di pasar internasional.


Film Hardcore Bertema Historis

ChatGP
  1. Caesar the Conqueror (1997)
    • Kisah fantasi erotis berlatar Kekaisaran Romawi.
  2. Gladiator Eroticvs (1998)
    • Sebuah parodi dewasa bertema gladiator.
  3. Nefertiti (1998)
    • Berfokus pada ratu Mesir dengan unsur erotis yang dominan.

Film Bertema Fantasi Erotis

  1. Sex Angels (1996)
    • Kisah malaikat dengan unsur eksplisit dewasa.
  2. Demonia (1997)
    • Kombinasi tema horor dan erotis.
  3. Lolita Forever (1998)
    • Adaptasi dewasa longgar dari cerita "Lolita."

Adaptasi Dewasa dari Kisah Klasik

  1. Snow White and the Seven Dwarfs (1995)
    • Parodi dewasa dari kisah Putri Salju.
  2. Cinderella (1996)
    • Parodi erotis dari dongeng klasik.
  3. The Adventures of Sinbad (1998)
    • Interpretasi dewasa dari kisah Sinbad.

Film Hardcore Kontemporer

  1. Intimo Profondo (1994)
    • Fokus pada eksplorasi hubungan dan gairah.
  2. Midnight Obsession (1995)
    • Kisah erotis dengan elemen psikologis.
  3. Dangerous Desires (1997)
    • Drama dewasa dengan nuansa thriller.

Serial Dewasa Berkelanjutan

Joe D'Amato juga memproduksi beberapa serial dewasa yang terdiri dari beberapa film dengan karakter atau tema yang berkelanjutan. Contohnya:

  1. The Erotic Adventures of Aladdin (1996–1998).
  2. The Erotic Misadventures of Robin Hood (1997–1999).
  3. Tarzan-X (franchise, 1995–1998).

Joe D'Amato terkenal dengan kemampuannya mencampurkan unsur eksplisit dengan alur cerita dramatis atau fantasi. Apakah Anda ingin daftar yang lebih spesifik, seperti film dengan tema horor-erotis atau karya kolaborasinya?

Share:

Kisah Nyata Lisa: Korban Pelecehan Seksual Anak




 Lisa adalah seorang wanita berusia 35 tahun yang tinggal di New York City. Dia memiliki masa kecil yang sulit, ditandai dengan pelecehan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga.

Lisa mulai dilecehkan secara seksual ketika dia berusia 5 tahun oleh pamannya. Pelecehan itu berlanjut selama bertahun-tahun, dan Lisa akhirnya mulai percaya bahwa itu adalah hal yang normal. Ketika dia berusia 12 tahun, Lisa mulai dilecehkan oleh seorang teman keluarga. Pelecehan itu juga berlanjut selama bertahun-tahun, dan Lisa mulai merasa putus asa dan tidak berdaya.

Selain pelecehan seksual, Lisa juga harus menghadapi kekerasan dalam rumah tangga. Orang tuanya sering bertengkar dan saling memukul. Lisa dan saudara-saudaranya sering menjadi korban kekerasan fisik dan emosional.

Akibat pelecehan dan kekerasan yang dialaminya, Lisa mengalami banyak masalah kesehatan mental dan fisik. Dia menderita depresi, kecemasan, gangguan stres pasca-trauma (PTSD), dan gangguan makan. Dia juga mengalami masalah fisik seperti sakit kepala, sakit perut, dan masalah tidur.

Lisa akhirnya mencari bantuan profesional dan mulai menjalani terapi. Dia juga bergabung dengan kelompok pendukung untuk para penyintas pelecehan seksual. Dengan bantuan, Lisa mulai pulih dari trauma masa lalunya.

Hari ini, Lisa adalah seorang advokat untuk para penyintas pelecehan seksual anak. Dia bekerja dengan organisasi nirlaba untuk membantu para penyintas mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan. Lisa juga berbicara tentang pengalamannya sendiri untuk membantu orang lain memahami dampak pelecehan seksual.

Kisah Lisa adalah pengingat yang kuat bahwa pelecehan seksual anak adalah masalah serius yang dapat memiliki dampak jangka panjang yang serius pada korban. Penting bagi kita untuk melindungi anak-anak kita dari pelecehan seksual dan memberikan dukungan kepada para penyintas.

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal telah menjadi korban pelecehan seksual, silakan temukan bantuan. Ada banyak sumber daya yang tersedia untuk para penyintas.

Share:

Blog Archive