Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin pesat, dan salah satu startup yang mencuri perhatian dunia adalah DeepSeek. Startup AI asal Tiongkok ini berhasil mengguncang pasar saham Amerika Serikat (AS) hingga menyebabkan kerugian senilai 1 triliun dolar hanya dalam satu hari perdagangan. Keberhasilan DeepSeek tidak hanya mengejutkan dunia teknologi, tetapi juga membuat mantan Presiden AS, Donald Trump, merasa terancam. Bagaimana DeepSeek bisa mencapai hal ini, dan apa implikasinya bagi Indonesia? Mari kita bahas lebih lanjut.
DeepSeek vs ChatGPT: Pertarungan AI Global
DeepSeek, yang berbasis di Hangzhou, Zhejiang, Tiongkok, didirikan oleh Liang Weng Feng, seorang teknopreneur kelahiran tahun 1985. Perusahaan ini meluncurkan model AI terbarunya, DeepSeek R1, pada 20 Januari 2025. Model ini dianggap sebagai pesaing langsung dari ChatGPT, Gemini, Cloud, dan Grock. Dalam beberapa pengujian, DeepSeek R1 terbukti memiliki kemampuan yang melampaui GPT, menciptakan gempa besar di dunia teknologi informasi.
Peluncuran DeepSeek R1 menyebabkan goncangan dahsyat di pasar saham AS. Saham perusahaan teknologi raksasa seperti Nvidia anjlok hingga 17%, menyebabkan kerugian senilai lebih dari 500 miliar dolar bagi para pemegang saham. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh DeepSeek dalam industri AI global.
Mengapa DeepSeek Begitu Berpengaruh?
Ada beberapa alasan mengapa DeepSeek mampu mengguncang pasar teknologi global:
Modal Pengembangan yang Lebih Kecil: Sementara ChatGPT memerlukan modal lebih dari 600 juta dolar untuk pengembangan versi 0.1, dan Google menghabiskan miliaran dolar untuk mengembangkan Gemini, DeepSeek hanya membutuhkan 6 juta dolar untuk membangun infrastruktur AI-nya. Ini menunjukkan efisiensi yang luar biasa dalam pengembangan teknologi.
Biaya Penggunaan yang Ekonomis: Penggunaan ChatGPT memerlukan biaya sekitar 100 dolar untuk 1 juta token, sementara DeepSeek hanya membutuhkan kurang dari 4 dolar untuk frekuensi penggunaan yang sama. Hal ini membuat DeepSeek lebih terjangkau bagi pengguna.
Open Source: DeepSeek tersedia sebagai open source, sehingga semua developer AI di dunia dapat menggunakan dan memodifikasinya sesuai kebutuhan. Ini memberikan fleksibilitas yang besar bagi pengembang untuk menciptakan solusi AI yang lebih inovatif.
Reaksi Tiongkok terhadap Project Stargate
Keberhasilan DeepSeek juga bisa dilihat sebagai reaksi balik Tiongkok terhadap Project Stargate, proyek ambisius yang diluncurkan oleh Donald Trump. Project Stargate adalah joint venture terbesar di dunia dengan nilai 500 miliar dolar, yang bertujuan untuk mengembangkan AI. Proyek ini melibatkan tiga perusahaan raksasa dan dianggap sebagai upaya AS untuk mempertahankan dominasi teknologinya.
Namun, dengan munculnya DeepSeek, Tiongkok menunjukkan bahwa mereka tidak hanya mampu bersaing, tetapi juga melampaui AS dalam hal inovasi AI. Ini adalah bukti nyata dari perang teknologi antara dua negara adidaya tersebut.
Apa yang Bisa Dipelajari Indonesia?
Pertanyaan besar yang muncul adalah: Bagaimana Indonesia bisa memanfaatkan peluang ini? Sebagai negara dengan potensi besar di bidang teknologi, Indonesia memiliki kesempatan untuk belajar dari keberhasilan DeepSeek. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil:
Mendorong Pengembangan AI Lokal: Pemerintah dan swasta perlu bekerja sama untuk mendorong pengembangan AI lokal. Dengan memanfaatkan teknologi open source seperti DeepSeek, developer Indonesia bisa menciptakan solusi AI yang sesuai dengan kebutuhan lokal.
Investasi dalam Pendidikan dan Riset: Untuk menciptakan talenta AI yang kompeten, Indonesia perlu meningkatkan investasi dalam pendidikan dan riset teknologi. Ini termasuk memberikan dukungan finansial dan fasilitas bagi para peneliti dan developer.
Kolaborasi Internasional: Indonesia bisa menjalin kerjasama dengan negara-negara seperti Tiongkok untuk belajar dan mengadopsi teknologi AI yang sudah terbukti sukses. Kolaborasi ini bisa mempercepat perkembangan teknologi di dalam negeri.
Tantangan bagi Pejabat yang Kurang Paham Teknologi
Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana para pejabat yang kurang memahami teknologi (gaptek) bisa merespons perkembangan ini. Untuk itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan literasi teknologi di kalangan pejabat pemerintah. Pelatihan dan workshop tentang AI dan teknologi terkini bisa menjadi solusi untuk mengatasi masalah ini.
Kesimpulan
DeepSeek telah membuktikan bahwa inovasi AI bisa datang dari mana saja, termasuk dari Tiongkok. Keberhasilan mereka mengguncang pasar saham AS adalah bukti nyata dari kekuatan teknologi yang dikembangkan dengan efisien dan ekonomis. Bagi Indonesia, ini adalah peluang besar untuk belajar dan mengembangkan AI lokal yang bisa memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat.
Dengan dukungan yang tepat dari pemerintah, swasta, dan masyarakat, Indonesia bisa menjadi pemain penting dalam industri AI global. Mari kita manfaatkan peluang ini untuk membangun masa depan yang lebih baik dengan teknologi.