BERITA TERKINI, DUNIA DALAM BERITA, SEPUTAR INFORMASI TERPECAYA

Wednesday, 17 December 2025

Mentang-Mentang Bawahan, Disuruh Seenaknya: Tugas Menumpuk dan Ide Diremehkan

Mentang-Mentang Bawahan, Disuruh Seenaknya: Tugas Menumpuk dan Ide Diremehkan

Di banyak tempat kerja, istilah “bantu sebentar” sering berubah menjadi kewajiban tanpa batas. Kondisi ini paling sering dirasakan oleh karyawan bawahan, terutama mereka yang berada di posisi operasional seperti Office Boy (OB).

Salah satu praktik yang kerap terjadi adalah OB dipaksa menyetir mobil operasional, sementara pekerjaan utama sebagai OB tetap harus berjalan tanpa pengurangan. Dari luar mungkin terlihat sepele, tapi di lapangan dampaknya sangat besar.

 


Nyetir Mobil Bukan Sekadar Pegang Setir

Menyetir mobil perusahaan bukan pekerjaan ringan. Di dalamnya ada tanggung jawab besar:

  • Keselamatan diri dan orang lain
  • Tanggung jawab atas aset perusahaan
  • Risiko hukum jika terjadi kecelakaan

Masalah muncul ketika tugas berisiko ini dibebankan kepada OB tanpa perubahan jobdesk, tanpa surat tugas, dan tanpa kejelasan tanggung jawab. Yang bertambah hanya beban, bukan hak.

Beban Kerja Dobel, Hak Tetap Nol

Dalam kondisi seperti ini, OB sering mengalami ketidakadilan:

  • Tetap wajib bersih-bersih kantor
  • Tetap menyiapkan minum dan konsumsi
  • Tetap membantu pekerjaan operasional lainnya

Namun di saat yang sama juga harus menyetir mobil operasional dan menanggung risiko besar. Inilah yang sering disebut tugas dobel dengan satu jabatan. Badan babak belur, mental tertekan, tapi penghargaan tidak pernah datang.

Mentang-Mentang Bawahan

Fenomena ini sering terjadi bukan karena sistem, tapi karena mental sebagian atasan. Karena bawahan dianggap tidak enakan, akhirnya disuruh tanpa pertimbangan dan dipaksa tanpa kejelasan.

Padahal dunia kerja yang sehat menuntut keadilan. Setiap tambahan tugas seharusnya dibarengi kejelasan tanggung jawab dan penghargaan yang layak.

Ketika Ide Bawahan Diabaikan

Masalah tidak berhenti pada beban kerja. Lebih menyakitkan lagi ketika ide atau gagasan dari bawahan justru ditolak atau dianggap tidak penting.

Salah satu contohnya adalah usulan pembuatan check list jadwal pembersihan vacuum cleaner.

Vacuum cleaner adalah alat kerja penting. Jika tidak dirawat secara rutin:

  • Filter cepat rusak
  • Daya hisap menurun
  • Mesin cepat panas
  • Umur pakai jadi pendek

Solusi yang diusulkan sebenarnya sederhana: check list perawatan dengan kolom tanggal, nama petugas, dan tanda tangan. Bahkan dibuat dalam format PDF agar rapi dan mudah dicek.

Namun ironisnya, ide tersebut justru ditolak dan diremehkan.

Ide Lapangan yang Seharusnya Dihargai

Yang mengusulkan bukan manajer atau supervisor, melainkan Office Boy yang setiap hari menggunakan dan membersihkan alat tersebut.

Seharusnya atasan kagum, bukan menolak. Tidak semua OB mampu berpikir sistematis, apalagi membuat format check list PDF. Ini bukan soal jabatan, tapi soal inisiatif dan kepedulian.

Budaya Kerja yang Sehat Itu Mendengar

Perusahaan yang maju adalah perusahaan yang mau mendengar bawahan, menghargai ide sekecil apa pun, dan tidak memandang rendah berdasarkan jabatan.

Penutup

Membantu itu wajar. Dipaksa itu masalah.

OB bukan sopir. Tambahan tugas bukan alasan untuk mengabaikan keadilan. Dan ide dari bawahan bukan untuk dipatahkan, tapi untuk dikembangkan.

Ketika seorang Office Boy mampu memikirkan sistem perawatan alat dan menuangkannya dalam bentuk check list PDF, itu bukan hal sepele. Itu tanda bahwa potensi sering kali diabaikan hanya karena status.

— Blogger Orang Desa

Share:

0 comments:

Post a Comment

Disclaimer

Disclaimer
Ketentuan Penggunaan Konten di kedungmundukrw.blogspot.com