Industri perkeretaapian Indonesia sudah sangat terkenal di dunia. Sebagai negara maritim yang terdiri dari beberapa pulau, Indonesia merupakan negara yang cukup berhasil mengembangkan perkeretaapian dan mampu menghimpun masyarakat dari berbagai kota ke daerah di Indonesia, dimana sebagian besar negara yang perkeretaapiannya relatif maju seperti Jepang, Eropa atau China . tidak ada negara tetapi pulau, sehingga membangun infrastruktur kereta api relatif lebih mudah. Itulah mengapa Indonesia yang memiliki sistem perkeretaapian dan industri perkeretaapian yang cukup berkembang mengikuti salah satu negara terpadat di dunia yaitu Bangladesh.
Industri perkeretaapian negara PT INKA (Persero) mengekspor sebanyak 250 unit kereta api ke Bangladesh. KRL terakhir dikirim dari pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Kamis (2/9).
General Manager Perencanaan Operasi dan Pelayanan PT INKA (Persero) Suwun Setyanto mengatakan hingga 20 unit diberangkatkan dalam KA ekspor gelombang terbaru ini.
“Alhamdulillah, kami telah mengirimkan bagian atau lot terakhir dari proyek kereta 9200 MG ke Bangladesh dan ini merupakan kelanjutan dari 50 BG (broad gauge) yang sebelumnya diekspor oleh INKA,” ujar Suwun. keterangan resmi, Jumat (25/9).
Menurut Suwun, 20 unit kereta terakhir dijadwalkan meninggalkan peron Jamrud Tanjung Perak pada 08/10/2020 dan tiba di pelabuhan Chittagong di Bangladesh pada 17/10/2020.
Dia menjelaskan bahwa dari delapan batch yang dikirim sebelumnya, tujuh batch dikirim. Dioperasikan oleh Bangladesh Railway. “Meski satu batch, yakni batch 8, saat ini masih dalam proses pelaksanaan di sana,” ujar Suwun.
Ia menambahkan, INKA juga sedang mengerjakan proyek ekspor 200 kereta BG dari Bangladesh. Pada tahun 2017,
INKA memenangkan tender pengadaan 250 kereta penumpang dari Bangladesh Railway. Total nilai proyek tersebut adalah USD 100,89 juta atau Rp 1,5 triliun dengan kurs saat ini. Data untuk 200 KA tipe MG dan 50 KA tipe BG. Hingga awal 2019, sebanyak 50 KA tipe BG telah dikirimkan.
Proyek ini merupakan proyek ekspor perkeretaapian kedua INKA ke Bangladesh. Pada 2016, INKA juga mengekspor 150 gerbong dengan nilai kontrak $72,39 juta dan sebelumnya 50 unit pada tahun 2006 dengan nilai kontrak $13,8 juta.
Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro memaparkan strategi BUMN kereta api memasuki pasar global, salah satunya ekspor kereta penumpang ke Bangladesh.
Untuk memasuki pasar global, Budi menjelaskan, perseroan tetap mengikuti lelang dan memenangkan tender. Padahal, untuk bersaing di pasar dunia, pihaknya harus membayar harga yang lebih rendah dari perusahaan kereta China.
menjelaskan bahwa perusahaan juga lebih selektif dalam mengikuti tender. Di pasar Asia seperti Bangladesh, Laos, Filipina, dan Afrika, perusahaan memiliki peluang yang lebih baik untuk memenangkan tender dibandingkan dengan negara dengan perkeretaapian maju seperti Jepang.
Dalam pemetaan kerjasama, INKA juga terkendala permodalan, namun diselesaikan dengan pembiayaan dari Eximbank.
“Kita harus selektif. Kita tidak akan bunuh diri untuk masuk ke pasar Jepang. Melalui lelang, kita masuk ke pasar Afrika atau Asia yang membutuhkan, misalnya Bangladesh, Laos. “Biaya” harus bisa bersaing dengan perusahaan China,” ujarnya.
Khusus Bangladesh, INKA memenangkan tender kereta 250 penumpang untuk Bangladesh Railway pada 2017, dengan total nilai 100,89 juta dolar AS atau Rp
triliun.
Budi menjelaskan, dalam perancangan kereta penumpang di Bangladesh, perusahaan fokus pada kapasitas gerbong, karena jumlah penumpang di Bangladesh tumbuh pesat bahkan memenuhi atap kereta. Sebanyak
.
KA yang didatangkan dari Indonesia memiliki beberapa fitur yang dibutuhkan pemerintah Bangladesh. Salah satunya membuat kereta yang sangat kuat. “Ya betul, sangat kuat. Lebih besar dari rata-rata ukuran Asia, karena memang di sini (Bangladesh) aturan perjalanan kereta api tersebut di atas masih diperbolehkan.