Ekskavasi Candi Kuno di Telukbuyung Karawang: Jejak Peradaban Tarumanegara
Karawang — Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Karawang menemukan struktur baru percandian kuno di Desa Telukbuyung, Kecamatan Pakisjaya. Ekskavasi arkeologi yang dimulai sejak awal September 2025 saat ini difokuskan pada Candi Serut 3 dan Candi Serut 4 di Kampung Gunteng.
Temuan dan kondisi saat ini
Menurut Ketua TACB Karawang, Obar Subarja, hingga Rabu (17/9/2025) penggalian belum menghasilkan arca atau patung yang signifikan, namun struktur bangunan candi sudah terlihat jelas. Penggalian masih berlangsung dan tim terus melakukan pendokumentasian lapangan.
Kompleks percandian di Kampung Gunteng
Sebelumnya, dua candi lain yaitu Serut 1 dan Serut 2 telah ditemukan lebih dulu. Berdasarkan kondisi lapangan, Kampung Gunteng berdiri di atas sebuah kompleks percandian, sehingga masih berpotensi menyimpan banyak struktur lain yang belum terungkap.
Teknik bangunan yang unik
Salah satu keunikan kawasan ini terletak pada teknik konstruksinya. Dinding candi ditemukan berlapis plester kapur putih (lepa), sedangkan lantainya memakai campuran kerikil, kapur, dan bata merah yang menyerupai beton modern. Menurut Obar, teknologi semacam ini sudah dipakai sejak abad ke-5 hingga ke-6, sehingga tidak berasal dari masa kolonial.
Indikasi pusat keagamaan Tarumanegara
Data penelitian sebelumnya menunjukkan adanya empat sektor percandian dengan ukuran dan bentuk berbeda. Salah satu candi berukuran dasar sekitar 13 x 10 meter dengan dinding luar setinggi hampir dua meter. Beberapa struktur memperlihatkan ruang inti, tangga masuk, serta ornamen stuko berbentuk kepala manusia dan hewan — yang memperkuat dugaan kawasan ini pernah menjadi pusat aktivitas keagamaan besar pada masa Kerajaan Tarumanegara.
Penyebab kerusakan dan ditinggalkannya percandian
Kondisi beberapa bangunan mengalami kerusakan parah akibat faktor alam. Dari sisa reruntuhan terlihat kemungkinan bangunan semula cukup tinggi. Obar menyebut kerusakan kemungkinan disebabkan gempa, kemiringan tanah, atau banjir besar dari Sungai Citarum. Lumpur Citarum pernah menggenangi kawasan ini sehingga area percandian akhirnya ditinggalkan.
Ekskavasi masih berjalan — temuan lebih lengkap diperkirakan akan diumumkan oleh TACB Karawang setelah proses dokumentasi dan analisis laboratorium selesai.