Pada 8 Juni 1967, kapal intelijen Amerika USS Liberty diserang oleh Israel dalam insiden kontroversial. Apakah ini kesalahan fatal atau aksi yang disengaja? Simak kronologi lengkap dan perdebatan panas yang masih berlangsung hingga kini.
Tragedi USS Liberty: Ketika Sekutu Menyerang Amerika, Salah Sasaran atau Serangan Sengaja?
Pada pagi hari Rabu, 8 Juni 1967, dunia dikejutkan oleh tragedi memilukan di tengah Perang Enam Hari antara Israel dan negara-negara Arab. Kapal perang intelijen milik Angkatan Laut Amerika Serikat, USS Liberty, tengah berlayar di perairan internasional dekat Semenanjung Sinai, tanpa pengawalan dan tanpa identitas mencolok.
Namun sekitar pukul 09.00 waktu setempat, situasi berubah drastis. Kapten William L. McGonagle, yang memimpin kapal, melihat sejumlah pesawat tempur mendekat dengan cepat. Belum sempat mendapat balasan atas laporan ke komando pusat Armada Keenam AS, dua jet tempur langsung menghujani Liberty dengan peluru.
Akibat serangan mendadak ini, 9 prajurit tewas seketika, dan lebih dari 70 orang terluka, termasuk sang kapten. Serangan lanjutan datang dari kapal torpedo yang menghantam USS Liberty dan menewaskan 25 awak tambahan, menjadikan total korban jiwa mencapai 34 orang.
Serangan dari Sekutu Sendiri: Israel
Setelah rentetan serangan brutal, militer penyerang menyadari adanya kejanggalan. Saat mendekati sekoci penyelamat Liberty, mereka melihat dengan jelas lambang Angkatan Laut AS. Ternyata kapal yang mereka bombardir adalah sekutu sendiri.
Ya, Israel lah yang menyerang USS Liberty, dan klaim mereka—yang masih kontroversial hingga kini—adalah bahwa itu adalah kesalahan identifikasi. Militer Israel menyangka kapal itu milik Mesir yang tengah terlibat dalam perang melawan mereka.
Israel kemudian menyampaikan permintaan maaf dan menawarkan kompensasi senilai US$12 juta. Presiden Lyndon B. Johnson saat itu menerima permintaan maaf tersebut, namun publik Amerika tidak serta-merta puas.
Mengapa Banyak yang Tak Percaya Ini Sekadar “Kesalahan”?
Tragedi ini tak pernah sepi dari perdebatan. Banyak pertanyaan yang hingga kini masih belum terjawab:
-
Mengapa Israel tidak bisa mengenali lambang USS Liberty?
-
Mengapa serangan begitu intens dan berlangsung lama jika itu hanyalah salah paham?
-
Mengapa pemerintah AS terlihat "lunak" kepada Israel dalam kasus ini?
-
Apakah ini bentuk kompromi geopolitik?
Dalam bukunya Assault on the Liberty (1987), James M. Ennes, seorang mantan awak yang selamat, menyebut bahwa serangan ini terlalu sistematis untuk disebut hanya “salah sasaran.” Sementara itu, William D. Gerhard dalam Attack on the USS Liberty (2009) menyoroti luka bakar parah yang dialami para korban sebagai bukti dahsyatnya serangan.
Kasus yang Ditutupi atau Dimaafkan?
Bagi banyak keluarga korban dan sebagian besar rakyat Amerika, serangan terhadap USS Liberty adalah pengkhianatan berdarah oleh sekutu terdekat. Mereka merasa, jika negara lain seperti Rusia atau China yang melakukannya, respons AS pasti jauh lebih keras—bahkan mungkin perang terbuka.
Namun karena yang melakukan adalah Israel, sekutu kuat AS di Timur Tengah, maka tindakan yang diambil hanyalah diplomasi ringan dan kompensasi uang. Di sinilah letak kontroversi dan rasa tidak adil yang masih bergema hingga kini.
Opini Publik: Salah Sasaran atau Serangan Sengaja?
Publik pun terbagi. Ada yang percaya penuh pada versi resmi: bahwa ini adalah kesalahan tragis dalam kabut perang. Tapi tak sedikit pula yang menduga adanya agenda tersembunyi atau bahkan upaya sabotase yang disengaja terhadap kapal intelijen yang mungkin telah menangkap data sensitif.
💬 Apa Pendapatmu?
Apakah menurutmu serangan terhadap USS Liberty benar-benar kesalahan tidak sengaja dalam perang?
Ataukah ini adalah bentuk pengkhianatan diplomatik yang sengaja dibungkam oleh dua negara besar?
🔍 Tag & SEO:
-
tragedi USS Liberty
-
serangan Israel ke Amerika
-
perang enam hari 1967
-
intelijen Amerika diserang
-
konspirasi militer Israel
-
sejarah konflik Timur Tengah
-
kapal USS Liberty
-
skandal militer Amerika Serikat
-
hubungan AS dan Israel
0 comments:
Post a Comment