Memasuki tahun 2025, Indonesia berada di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, yang dilantik pada 20 Oktober 2024. Beliau mengusung berbagai program ambisius dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Namun, pencapaian target yang ditetapkan untuk tahun 2024 menunjukkan hasil yang beragam.
Evaluasi Target Pembangunan 2024
Berdasarkan evaluasi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, dari 16 indikator pembangunan yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2024, hanya dua yang berhasil mencapai target, yaitu:
- Nilai Tukar Petani (NTP): Mencapai kisaran 105-108 sesuai dengan target.
- Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK): Berhasil menurunkan emisi sebesar 27,27% sesuai dengan target yang ditetapkan.
Namun, indikator lain seperti pertumbuhan ekonomi tidak mencapai target yang diharapkan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 tercatat sebesar 5,05%, sedikit meningkat dari baseline tahun 2019 yang sebesar 5,02%. Namun, angka ini masih di bawah target RPJMN 2020-2024 yang dipatok pada kisaran 6,2-6,5% dan target RKP 2024 sebesar 5,3-5,7%.
Kondisi Ekonomi dan Kebijakan 2025
Pada tahun 2025, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2%. Namun, proyeksi dari berbagai lembaga menunjukkan angka yang lebih konservatif. Bank Dunia, misalnya, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan mencapai 5,1% pada tahun 2025.
Untuk mendukung target tersebut, Presiden Prabowo Subianto meluncurkan beberapa program unggulan, antara lain:
Program Makan Gratis: Dengan anggaran sebesar $28 miliar, program ini bertujuan memberikan makanan bergizi gratis kepada hampir 90 juta anak dan ibu hamil hingga tahun 2029. Pada tahap awal tahun 2025, program ini menargetkan 19,5 juta penerima dengan anggaran $4,3 miliar.
Penghematan Anggaran: Untuk mendanai program-program tersebut, pemerintah melakukan penghematan anggaran sebesar $19 miliar dengan memotong perjalanan dinas, pengadaan alat tulis, dan penggunaan pendingin ruangan di kantor-kantor pemerintah. Namun, langkah ini menimbulkan kekhawatiran terkait dampaknya terhadap layanan publik dan pertumbuhan ekonomi.
Tantangan dan Prospek ke Depan
Meskipun memiliki berbagai program ambisius, pemerintah menghadapi tantangan dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Beberapa faktor yang menjadi perhatian antara lain:
Kondisi Ekonomi Global: Ketidakpastian ekonomi global dapat mempengaruhi permintaan ekspor Indonesia dan aliran investasi asing.
Keseimbangan Fiskal: Peningkatan belanja untuk program sosial harus diimbangi dengan pendapatan negara yang memadai agar tidak meningkatkan defisit anggaran secara signifikan.
Implementasi Program: Efektivitas pelaksanaan program-program pemerintah akan sangat menentukan dampaknya terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Secara keseluruhan, meskipun beberapa target pembangunan tahun 2024 belum tercapai, pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto menunjukkan komitmen untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai kebijakan dan program strategis.
