BERITA TERKINI, DUNIA DALAM BERITA, SEPUTAR INFORMASI TERPECAYA

Cara Cari Uang Gampang Dan Halal

Mengurangi Stres Keuangan Masalah keuangan adalah salah satu penyebab utama stres dalam kehidupan. Pemahaman keuangan yang baik memungkinkan Anda menghindari masalah keuangan yang tidak perlu, mengurangi stres, dan meningkatkan kualitas hidup Anda.

Showing posts with label Israel vs Iran. Show all posts
Showing posts with label Israel vs Iran. Show all posts

Wednesday, 9 July 2025

Perang 12 Hari Iran vs Israel: 6.000 Korban Jiwa & Serangan Balas-Balasan Heboh!

 

© AP Foto


Konflik panas antara Iran dan Israel ternyata beneran bikin geger dunia! Selama 12 hari penuh, dua negara ini saling baku hantam dengan rudal dan serangan militer yang bikin banyak korban berjatuhan.

Menurut Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, dalam konferensi BRICS yang digelar di Rio de Janeiro, lebih dari 6.000 orang tewas atau terluka akibat konflik yang pecah sejak pertengahan Juni 2025. Araghchi bilang serangan Israel ini udah jelas-jelas melanggar hukum internasional, khususnya Pasal 2, Butir 4 Piagam PBB.

“Lebih dari 6.000 warga tak berdosa jadi korban. Infrastruktur kami hancur, permukiman luluh lantak, bahkan fasilitas nuklir juga kena serang,” ungkap Araghchi lewat akun media sosialnya, Minggu, 6 Juli 2025.

Buat kamu yang ngikutin konflik ini dari awal, pasti tahu kalau semuanya meletus pada malam 13 Juni 2025, ketika Israel menyerang Iran karena menuduh negara itu menjalankan program nuklir militer rahasia. Tapi Iran tegas membantah, dan langsung membalas dengan serangan rudal juga. Perang dingin berubah jadi perang terbuka!

Nggak cuma dua negara itu aja yang terlibat, Amerika Serikat juga ikut nimbrung. Pada 22 Juni, AS sempat meluncurkan satu serangan ke fasilitas nuklir Iran. Dan Iran? Nggak tinggal diam. Malam berikutnya, mereka balas dendam dengan serangan ke Pangkalan Militer AS Al Udeid di Qatar!

Menurut juru bicara Kemenkes Iran, Hossein Kermanpour, hingga 25 Juni 2025 tercatat 627 orang meninggal dan 4.870 orang terluka akibat serangan Israel.

Untungnya, Presiden AS saat itu, Donald Trump, mengumumkan bahwa gencatan senjata antara Iran dan Israel akhirnya disepakati pada 23 Juni 2025. Konflik resmi berhenti setelah perang “kilat” selama 12 hari itu.

Dan ngomong-ngomong soal program nuklir Iran, IAEA (Badan Energi Atom Internasional) bilang mereka belum melihat bukti bahwa Iran punya program senjata nuklir aktif. Hal ini ditegaskan langsung oleh Direktur Jenderal Rafael Grossi pada 18 Juni 2025.

Sumber berita:
Sputnik - 6.000 Korban Akibat Perang Iran-Israel
Tanggal kejadian: 13–25 Juni 2025 (konflik berlangsung), data terbaru disampaikan 6 Juli 2025.

Share:

Tuesday, 1 July 2025

Serangan Rudal Iran Picu Kekacauan di Israel: Penjarahan dan Kerugian Miliaran Dolar


 Ratusan serangan rudal yang diluncurkan Iran ke wilayah Israel pada Senin, 30 Juni 2025, menyebabkan kerusakan hebat dan menciptakan kekacauan di berbagai wilayah kota besar. Serangan ini tidak hanya memukul sektor militer dan infrastruktur, tetapi juga menimbulkan tekanan ekonomi yang luar biasa bagi warga sipil.

Sejumlah media lokal Israel melaporkan bahwa beberapa bangunan mengalami kerusakan parah akibat hantaman rudal. Di tengah situasi darurat ini, terjadi aksi penjarahan yang masif oleh sejumlah warga di lokasi-lokasi terdampak.

Menurut laporan dari Almayadeen, penjarahan terjadi di Menara Apartemen dan Azriel Mall, dua lokasi penting yang terletak di jantung kota Israel. Aksi tersebut berlangsung cepat saat sebagian besar warga mengevakuasi diri dan aparat keamanan belum sepenuhnya mengendalikan situasi.

Barang-barang yang dijarah meliputi:

  • Perhiasan

  • Uang tunai

  • Jam tangan mewah

  • Barang elektronik seperti laptop dan kamera

  • Pakaian bermerek dari butik

  • Peralatan rumah tangga kecil

Unit apartemen yang ditinggalkan pemiliknya menjadi sasaran empuk bagi pelaku penjarahan. Meski pasukan keamanan dikerahkan di beberapa titik, laporan dari warga menyebutkan bahwa kondisi di lapangan masih jauh dari aman.

Pemerintah Israel menyatakan bahwa kerugian ekonomi akibat serangan ini mencapai 3 miliar dolar AS, atau sekitar 10 miliar shekel. Jumlah ini mencakup:

  • Kerusakan bangunan

  • Biaya evakuasi sekitar 9.000 warga

  • Kompensasi bagi pelaku usaha lokal yang terdampak

Direktur Otoritas Pajak Israel menyebut peristiwa ini sebagai kerusakan terparah dalam sejarah modern Israel, mengalahkan dampak ekonomi dari konflik-konflik sebelumnya.

Penutup:

Situasi di Israel masih belum stabil pasca serangan ini. Pemerintah terus mengupayakan pemulihan sambil menjaga keamanan di berbagai titik strategis. Di sisi lain, warga menanti solusi konkret untuk mengatasi kondisi darurat dan kekacauan yang ditimbulkan.


Share:

Friday, 20 June 2025

Viral! Warga Israel Tolak Tetangga Masuk Bunker Saat Serangan Rudal — Solidaritas yang Retak?

 


Situasi Kritis di Tengah Hujan Rudal

Ketegangan di Timur Tengah kembali memanas. Serangan rudal yang datang silih berganti membuat warga Israel berhamburan mencari perlindungan ke dalam bunker. Namun, sebuah video yang beredar luas memperlihatkan sisi gelap dari momen darurat ini — sekelompok warga Israel menolak tetangganya sendiri masuk ke dalam bunker. Padahal, mereka membawa anak-anak kecil dan dalam kondisi terancam.

Netizen Geram: Di Mana Kemanusiaan?

Video tersebut langsung memicu reaksi keras dari warganet. Banyak yang merasa kecewa dan marah, mempertanyakan di mana rasa kemanusiaan saat nyawa orang lain juga terancam.

Beberapa tanggapan netizen di media sosial menyatakan bahwa insiden ini mencerminkan hilangnya empati antar sesama warga. Bahkan ada yang menyebut bahwa solidaritas yang selama ini digembar-gemborkan ternyata hanya berlaku pada kondisi tertentu saja — atau bahkan hanya untuk golongan tertentu.


Bukan Kasus Pertama: Diskriminasi di Tengah Krisis

Peristiwa ini bukan satu-satunya. Sebelumnya, beberapa laporan menyebutkan bahwa warga dari kelompok minoritas, termasuk warga Palestina, sering mengalami penolakan saat ingin berlindung di bunker milik warga mayoritas.

Hal ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah bunker hanya untuk “yang dianggap layak”? Di tengah bahaya mematikan, nyawa seolah diklasifikasikan berdasarkan identitas sosial dan politik.

Apa Makna di Balik Retaknya Solidaritas?

  • Ujian Nilai Kemanusiaan: Ketika situasi mengancam nyawa, seharusnya batas-batas sosial runtuh. Tapi video ini memperlihatkan sebaliknya.

  • Cermin Realita Sosial: Ketimpangan, prasangka, dan egoisme masih menjadi penghalang rasa peduli.

  • Refleksi Global: Kasus ini menjadi pengingat bahwa di berbagai belahan dunia, rasa tolong-menolong kadang dikalahkan oleh rasa curiga, bahkan di tengah bencana.

💬 Diskusi untuk Pengunjung Blog:

  1. Menurut kamu, apakah bisa dimaklumi seseorang menolak orang lain masuk ke tempat perlindungan saat bahaya datang?

  2. Apakah tindakan ini mencerminkan krisis solidaritas yang lebih luas di dunia modern?

  3. Bagaimana seharusnya negara mengatur sistem perlindungan sipil agar adil untuk semua kalangan?

  4. Pernahkah kamu melihat contoh nyata solidaritas di situasi darurat? Ceritakan di komentar!

🔚 Penutup

Kisah ini bukan soal siapa pihak yang benar atau salah. Namun, ini adalah alarm keras bagi semua masyarakat global: apakah kita masih mampu berdiri untuk sesama saat nyawa dipertaruhkan? Atau justru kita memilih siapa yang pantas selamat berdasarkan label sosial semata?

💬 Silakan tulis opinimu di kolom komentar. Mari berdiskusi secara sehat dan terbuka!

Tag:

#Solidaritas #ViralIsrael #Bunker #SeranganRudal #Kemanusiaan #Empati #DiskusiBlogger #KrisisTimurTengah

Share:

Tuesday, 17 June 2025

Israel Vs Iran: Menuju Perang Dunia III? Serangan Balasan, Rudal, dan Ancaman Kematian Ayatollah!

 


konflik Israel Iran 2025, perang Timur Tengah, Ayatollah Khamenei, Netanyahu Iran, serangan Israel terbaru, perang nuklir Iran, Teheran diserang, Haifa diserang Iran, Perang Dunia 3

Apakah Dunia Sedang Menuju Jurang Perang Dunia Ketiga?

Konflik panas antara Israel dan Iran kembali memanas dengan intensitas serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dalam hari kelima konfrontasi paling brutal sepanjang sejarah hubungan kedua negara, situasi di Timur Tengah kini semakin tidak menentu dan dunia mulai mempertanyakan: Apakah ini awal dari Perang Dunia III?

Korban Terus Bertambah

Kementerian Kesehatan Iran melaporkan sedikitnya 224 orang tewas dan lebih dari 1.200 orang terluka, sementara Israel mengonfirmasi 24 korban tewas dan hampir 600 orang luka-luka. Kedua pihak terus meluncurkan serangan mematikan, menyasar pusat-pusat vital, bahkan kawasan permukiman sipil.

Israel secara mengejutkan menyerang gedung televisi nasional Iran (IRIB), memaksa seorang presenter kabur dari siaran langsung. Sementara itu, serangan Iran membalas dengan menghantam kilang minyak besar di Haifa, kota pesisir Israel.

Netanyahu Targetkan Ayatollah Khamenei?

Pernyataan menggemparkan datang dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Ia menyebut akan melakukan “perubahan radikal” di Iran dan menyatakan bahwa negaranya tidak menutup kemungkinan untuk membunuh Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

“Israel mengejar tiga tujuan utama,” kata Netanyahu. “Menghancurkan program nuklir, melenyapkan kemampuan rudal balistik, dan menggulung poros terorisme Iran.”

Apakah ini sebuah pembenaran atas pembunuhan politik? Atau justru tanda bahwa Israel benar-benar nekat melampaui batas internasional?

Evakuasi Massal dan Ketakutan Global

Amerika Serikat, di bawah Presiden Donald Trump, menyerukan evakuasi besar-besaran dari Teheran. Sementara China menginstruksikan warganya untuk segera meninggalkan Israel.

Kawasan permukiman, distrik militer, bahkan lokasi strategis media menjadi sasaran. Dalam perkembangan terakhir, sepertiga peluncur rudal Iran berhasil dihancurkan oleh Israel, sementara Iran mengklaim telah menyerang situs penting keamanan Israel.

Dunia Bersatu, Tapi Tak Bertindak?

Beberapa negara seperti China, Turki, Prancis, hingga Inggris menyerukan de-eskalasi. Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan bahwa upaya menjatuhkan pemerintahan ulama Iran adalah kesalahan strategis, sementara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menawarkan menjadi mediator.

Namun, pertanyaannya: Apakah seruan ini cukup kuat untuk menghentikan dua kekuatan besar yang telah bersumpah saling hancurkan?

Fasilitas Nuklir Jadi Target Utama

Fasilitas nuklir Iran kembali menjadi sorotan. Pengawas nuklir PBB (IAEA) memastikan bahwa sejauh ini tidak ada kerusakan signifikan di situs Natanz, namun komponen utama di atas tanah telah hancur. Dengan semakin meningkatnya aktivitas militer, kekhawatiran bahwa situs nuklir akan menjadi target selanjutnya semakin besar.

Perdebatan: Apakah Israel Benar atau Terlalu Jauh?

Banyak yang kini mempertanyakan, apakah tindakan Israel adalah bentuk pembelaan diri, atau justru telah menjadi tindakan teror militer atas nama keamanan nasional?

Sebaliknya, ada juga yang melihat Iran sebagai provokator regional, dengan dukungan pada kelompok militan dan ambisi nuklir yang mengancam stabilitas global.

Kesimpulan: Dunia di Persimpangan Bahaya

Dengan korban terus berjatuhan, ancaman terhadap pemimpin negara, serangan ke media, hingga kekhawatiran terhadap situs nuklir, konflik Israel-Iran bukan lagi sekadar bentrok regional. Ini telah menjadi ancaman global.

Apakah kita menyaksikan awal dari perang besar? Ataukah masih ada ruang untuk diplomasi sebelum semuanya terlambat?

Ajak Diskusi Pembaca

🗨️ Bagaimana pendapat kamu?
👉 Apakah Israel berhak menyerang fasilitas Iran demi keamanan negaranya?
👉 Apakah Iran memang pantas mendapat serangan setelah dukungan terhadap kelompok militan?
👉 Apakah dunia internasional terlalu lambat dalam mencegah konflik ini?

Tinggalkan komentar di bawah dan mari berdiskusi!


Share:

Tragedi USS Liberty: Ketika Sekutu Menyerang Amerika, Salah Sasaran atau Serangan Sengaja?

 


Pada 8 Juni 1967, kapal intelijen Amerika USS Liberty diserang oleh Israel dalam insiden kontroversial. Apakah ini kesalahan fatal atau aksi yang disengaja? Simak kronologi lengkap dan perdebatan panas yang masih berlangsung hingga kini.

Tragedi USS Liberty: Ketika Sekutu Menyerang Amerika, Salah Sasaran atau Serangan Sengaja?

Pada pagi hari Rabu, 8 Juni 1967, dunia dikejutkan oleh tragedi memilukan di tengah Perang Enam Hari antara Israel dan negara-negara Arab. Kapal perang intelijen milik Angkatan Laut Amerika Serikat, USS Liberty, tengah berlayar di perairan internasional dekat Semenanjung Sinai, tanpa pengawalan dan tanpa identitas mencolok.

Namun sekitar pukul 09.00 waktu setempat, situasi berubah drastis. Kapten William L. McGonagle, yang memimpin kapal, melihat sejumlah pesawat tempur mendekat dengan cepat. Belum sempat mendapat balasan atas laporan ke komando pusat Armada Keenam AS, dua jet tempur langsung menghujani Liberty dengan peluru.

Akibat serangan mendadak ini, 9 prajurit tewas seketika, dan lebih dari 70 orang terluka, termasuk sang kapten. Serangan lanjutan datang dari kapal torpedo yang menghantam USS Liberty dan menewaskan 25 awak tambahan, menjadikan total korban jiwa mencapai 34 orang.

Serangan dari Sekutu Sendiri: Israel

Setelah rentetan serangan brutal, militer penyerang menyadari adanya kejanggalan. Saat mendekati sekoci penyelamat Liberty, mereka melihat dengan jelas lambang Angkatan Laut AS. Ternyata kapal yang mereka bombardir adalah sekutu sendiri.

Ya, Israel lah yang menyerang USS Liberty, dan klaim mereka—yang masih kontroversial hingga kini—adalah bahwa itu adalah kesalahan identifikasi. Militer Israel menyangka kapal itu milik Mesir yang tengah terlibat dalam perang melawan mereka.

Israel kemudian menyampaikan permintaan maaf dan menawarkan kompensasi senilai US$12 juta. Presiden Lyndon B. Johnson saat itu menerima permintaan maaf tersebut, namun publik Amerika tidak serta-merta puas.

Mengapa Banyak yang Tak Percaya Ini Sekadar “Kesalahan”?

Tragedi ini tak pernah sepi dari perdebatan. Banyak pertanyaan yang hingga kini masih belum terjawab:

  • Mengapa Israel tidak bisa mengenali lambang USS Liberty?

  • Mengapa serangan begitu intens dan berlangsung lama jika itu hanyalah salah paham?

  • Mengapa pemerintah AS terlihat "lunak" kepada Israel dalam kasus ini?

  • Apakah ini bentuk kompromi geopolitik?

Dalam bukunya Assault on the Liberty (1987), James M. Ennes, seorang mantan awak yang selamat, menyebut bahwa serangan ini terlalu sistematis untuk disebut hanya “salah sasaran.” Sementara itu, William D. Gerhard dalam Attack on the USS Liberty (2009) menyoroti luka bakar parah yang dialami para korban sebagai bukti dahsyatnya serangan.

Kasus yang Ditutupi atau Dimaafkan?

Bagi banyak keluarga korban dan sebagian besar rakyat Amerika, serangan terhadap USS Liberty adalah pengkhianatan berdarah oleh sekutu terdekat. Mereka merasa, jika negara lain seperti Rusia atau China yang melakukannya, respons AS pasti jauh lebih keras—bahkan mungkin perang terbuka.

Namun karena yang melakukan adalah Israel, sekutu kuat AS di Timur Tengah, maka tindakan yang diambil hanyalah diplomasi ringan dan kompensasi uang. Di sinilah letak kontroversi dan rasa tidak adil yang masih bergema hingga kini.

Opini Publik: Salah Sasaran atau Serangan Sengaja?

Publik pun terbagi. Ada yang percaya penuh pada versi resmi: bahwa ini adalah kesalahan tragis dalam kabut perang. Tapi tak sedikit pula yang menduga adanya agenda tersembunyi atau bahkan upaya sabotase yang disengaja terhadap kapal intelijen yang mungkin telah menangkap data sensitif.

💬 Apa Pendapatmu?

Apakah menurutmu serangan terhadap USS Liberty benar-benar kesalahan tidak sengaja dalam perang?
Ataukah ini adalah bentuk pengkhianatan diplomatik yang sengaja dibungkam oleh dua negara besar?

🔍 Tag & SEO:

  • tragedi USS Liberty

  • serangan Israel ke Amerika

  • perang enam hari 1967

  • intelijen Amerika diserang

  • konspirasi militer Israel

  • sejarah konflik Timur Tengah

  • kapal USS Liberty

  • skandal militer Amerika Serikat

  • hubungan AS dan Israel


Share:

Ketegangan Memuncak: Israel-Iran Saling Serang, Dunia Cemas Perang Berkepanjangan

 Konflik Israel dan Iran memanas hingga hari kelima. Ratusan korban jiwa, serangan ke fasilitas vital, dan kekhawatiran global meningkat. Akankah perang dunia ke-3 pecah?

AFP


Israel dan Iran Memasuki Hari Kelima Konfrontasi Berdarah

Ketegangan antara dua negara besar di Timur Tengah, Israel dan Iran, mencapai titik paling kritis pada hari Selasa, 17 Juni 2025. Ini merupakan hari kelima sejak dimulainya rangkaian serangan yang disebut sebagai konfrontasi paling intens sepanjang sejarah hubungan keduanya. Serangan demi serangan saling diluncurkan, memicu kekhawatiran global akan potensi konflik berkepanjangan yang dapat mengguncang kawasan bahkan dunia.

Korban Jiwa Terus Bertambah

Kementerian Kesehatan Iran mengonfirmasi bahwa korban jiwa di negaranya mencapai 224 orang tewas dan lebih dari 1.200 luka-luka. Di pihak Israel, 24 orang tewas dan 592 lainnya terluka akibat rentetan serangan dari Iran.

Dalam serangan terbaru pada Senin malam, Israel meluncurkan serangan udara ke gedung televisi pemerintah Iran. Presenter yang tengah siaran langsung terpaksa melarikan diri saat bom menghantam.

Netanyahu Targetkan Tokoh-Tokoh Penting Iran

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa negaranya menargetkan dan berhasil "menyingkirkan" sejumlah komandan militer dan ilmuwan nuklir Iran. Bahkan ia menegaskan, Israel tak menutup kemungkinan untuk menghabisi pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

Menurut Netanyahu, operasi militer ini memiliki tiga tujuan utama:

  1. Menghentikan program nuklir Iran

  2. Menghancurkan kemampuan rudal balistik Iran

  3. Memusnahkan jaringan "poros terorisme" yang didukung Iran di Timur Tengah

Evakuasi Besar-besaran: Teheran & Israel Dalam Krisis

Presiden AS Donald Trump menyerukan kepada warga Teheran untuk segera meninggalkan kota, memperingatkan akan kemungkinan serangan lebih besar. China pun meminta warganya meninggalkan Israel sesegera mungkin karena situasi yang semakin tak terkendali.

Israel sebelumnya mengeluarkan perintah evakuasi untuk Distrik 3 Teheran, lokasi stasiun TV IRIB yang menjadi target serangan. IRIB sempat berhenti siaran, namun kemudian kembali mengudara.

Iran membalas dengan menyerukan evakuasi untuk media Israel, menyebut serangan udara Israel sebagai “kejahatan perang” dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk bertindak.

Israel Klaim Kuasai Udara Teheran

Militer Israel menyatakan telah menghancurkan sepertiga peluncur rudal permukaan-ke-permukaan milik Iran dan mengklaim telah mencapai “superioritas udara penuh” atas Teheran.

Sebaliknya, Iran juga meluncurkan serangan ke berbagai fasilitas sensitif di Israel, termasuk kilang minyak di Haifa. Target utama Iran adalah markas militer, rumah para komandan, dan situs-situs strategis lainnya.

Khawatir Meletusnya Perang Dunia ke-3

Serangan ke kawasan permukiman dan infrastruktur sipil menimbulkan kekhawatiran global akan konflik yang lebih besar. Banyak pihak mulai memperingatkan potensi terjadinya perang dunia ke-3 jika eskalasi terus berlanjut.

Upaya Diplomasi dari China dan Turki

Meski situasi semakin panas, upaya diplomatik terus dilakukan. China meminta kedua pihak segera menghentikan eskalasi, sedangkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menawarkan diri sebagai mediator untuk meredakan ketegangan.

Sementara itu, pemimpin negara G7, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron dan PM Inggris Keir Starmer, menyerukan de-eskalasi dan penghentian serangan terhadap warga sipil.

Ancaman Nuklir Masih Membayangi

Netanyahu menyebut kampanye militer ini sebagai upaya mencegah ancaman eksistensial dari program nuklir Iran. Meskipun Badan Energi Atom Internasional (IAEA) melaporkan bahwa tidak ada serangan langsung ke fasilitas bawah tanah Natanz, namun struktur di atas tanah sudah hancur.

Kesimpulan: Dunia dalam Ketegangan

Konflik bersenjata Israel-Iran yang terus berlangsung telah menimbulkan kerugian besar dan menciptakan kecemasan global. Dunia menunggu, apakah diplomasi bisa menghentikan badai yang sudah terlanjur meletus — atau ini adalah awal dari perang yang lebih luas?

Tag SEO:
konflik israel iran, perang israel iran 2025, israel serang teheran, ayatollah khamenei, rudal iran, nuklir natanz, perang dunia 3, trump iran israel, berita terbaru timur tengah

Share:

Blog Archive