Ketegangan antara Indonesia dan Malaysia ke
mbali mencuat setelah seorang warga Malaysia mengklaim bahwa Inggris akan turun tangan jika Malaysia diserang. Pernyataan ini pun memicu reaksi keras dari masyarakat Indonesia.
Klaim Perlindungan dari Inggris
Seorang pria Malaysia menegaskan bahwa negaranya memiliki perjanjian pertahanan dengan Inggris. Jika Indonesia menyerang Malaysia, Inggris akan mengerahkan kapal selam nuklir mereka ke Selat Malaka. Namun, banyak warga Indonesia yang menilai klaim ini hanya untuk menakut-nakuti tanpa dasar yang jelas.
Kasus yang Memicu Ketegangan
Ketegangan ini berawal dari kasus penembakan terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal di Malaysia. Insiden ini memicu kemarahan publik Indonesia. Beberapa pihak bahkan menyerukan kampanye "Ganyang Malaysia."
Namun, pria Malaysia tersebut justru memperkeruh situasi dengan menegaskan bahwa Inggris akan berpihak pada Malaysia. Hal ini hanya memperbesar sentimen anti-Malaysia di Indonesia.
Realita Bantuan Militer Inggris
Meskipun ada klaim bahwa Inggris akan turun tangan, kenyataannya tidak sesederhana itu. Perang sangat mahal dan Inggris tentu tidak akan serta-merta mengerahkan kapal selam nuklir hanya karena Malaysia memintanya. Bahkan, dalam perjanjian pertahanan yang ada, Inggris tidak wajib membantu Malaysia dalam situasi ini.
Selain itu, negara-negara dalam Five Power Defence Arrangements (FPDA) juga tidak akan sembarangan memberikan dukungan militer tanpa alasan jelas.
Posisi Indonesia dalam Konflik
Indonesia terus memperkuat angkatan lautnya. Banyak analis militer menilai bahwa kekuatan laut Indonesia sudah mampu menandingi bahkan melampaui Inggris dalam beberapa aspek.
Daripada terpancing dengan provokasi, pemerintah Indonesia lebih memilih jalur diplomasi untuk menjaga stabilitas kawasan.
Kesimpulan
Pernyataan bahwa Inggris akan membantu Malaysia tampaknya lebih bersifat provokatif daripada realistis. Inggris memiliki kepentingan global yang jauh lebih besar daripada membela Malaysia dalam konflik regional.
Sebagai bangsa besar, Indonesia harus tetap bijak dalam menghadapi provokasi semacam ini. Langkah terbaik adalah memastikan hak warga negara tetap terlindungi serta memperkuat pertahanan nasional agar tidak mudah diintimidasi pihak luar.