Geger Skandal Hilda Priscillya dan Pratu Risal: Waspadai Jebakan Link Video 8 Menit yang Bisa Menguras Rekening
Diperbarui: 7 Oktober 2025 | 15.29 WIB
Dunia maya Indonesia kembali diguncang oleh kabar perselingkuhan yang menyeret nama Hilda Priscillya, istri seorang prajurit TNI, dan Pratu Risal H dari Yonif 725/Woroagi. Namun di balik kisah heboh tersebut, muncul ancaman baru berupa penipuan siber yang memanfaatkan rasa penasaran publik.
Oknum tak bertanggung jawab kini menyebarkan tautan palsu yang diklaim berisi “video 8 menit” terkait skandal itu. Padahal, link tersebut merupakan jebakan berbahaya yang bisa mencuri data pribadi dan bahkan menguras rekening korban.
|
Awal Mula Kasus: Dari Latihan Tari ke Skandal
Berdasarkan informasi yang beredar, kedekatan antara Hilda dan Pratu Risal bermula saat keduanya tergabung dalam tim tari gabungan antara anggota Persit (Persatuan Istri Tentara) dan prajurit TNI. Tim ini dibentuk untuk mempersiapkan acara Serah Terima Jabatan (Sertijab) Komandan Batalyon Infanteri 725/Woroagi (Wrg).
Dari interaksi selama latihan, keduanya dikabarkan mulai menjalin komunikasi pribadi melalui media sosial hingga bertukar nomor WhatsApp. Hubungan itu kemudian berkembang menjadi kedekatan yang lebih dari sekadar rekan satu tim.
Sejumlah laporan menyebutkan, Hilda dan Pratu Risal beberapa kali terlihat bertemu di Hotel Aprilia, Kendari, antara bulan Juli hingga September 2025. Percakapan pribadi mereka pun kini beredar luas di dunia maya dan memicu gelombang reaksi publik.
Bahaya di Balik “Link Video 8 Menit”
Seiring ramainya pemberitaan skandal ini, muncul fenomena baru yang patut diwaspadai. Beberapa akun anonim di platform X (Twitter) dan TikTok mulai menyebarkan gambar dan narasi provokatif yang mengklaim memiliki video eksklusif berdurasi 8 menit.
Puluhan tautan yang beredar ternyata tidak menampilkan video apapun, melainkan mengarahkan pengguna ke situs-situs berbahaya yang berpotensi mencuri data login, kontak, hingga akses ke rekening digital.
Masyarakat diimbau untuk tidak membuka tautan mencurigakan dan selalu memverifikasi informasi melalui sumber resmi. Fenomena ini menunjukkan bagaimana skandal pribadi bisa dimanfaatkan sebagai alat kejahatan siber, mengancam keamanan data masyarakat yang terpancing rasa ingin tahu.
Kesimpulan
Kasus ini bukan hanya soal moral dan pelanggaran etika, tetapi juga menjadi pengingat penting tentang bahaya penyebaran informasi tanpa verifikasi serta meningkatnya modus penipuan digital di era media sosial.
Tetap waspada, jangan mudah tergoda oleh judul atau tautan sensasional, karena satu klik bisa berakibat fatal.
0 comments:
Post a Comment