Sampah putung rokok. nationalgeographic.grid.id/ |
Menurut Kementerian Pertanian Republik Indonesia, penelitian menunjukkan bahwa puntung rokok, jika masih ada residu tembakau, dapat digunakan sebagai pestisida untuk membasmi penyakit tanaman cabai.
Daun tanaman cabai keriting, berwarna kuning, tipis, dan rontok akibat salah satu penyakit yang sering menyerangnya. Tanaman tidak tumbuh lebat akibat kondisi ini, produktivitas turun, dan kemungkinan gagal panen. Hama yang menyebabkan daun keriting adalah hama kutu seperti thrips, tungau, dan kutu daun.
Menurut situs web Kementerian Pertanian, temuan penelitian menunjukkan bahwa nikotin dalam tembakau dapat mengganggu sistem saraf pusat serangga, menyebabkannya mati. Pestisida tembakau ramah lingkungan karena nikotin lebih mudah terurai di alam dan tidak merusak lingkungan.
Untuk membuat pestisida dari limbah rokok, cukup kumpulkan sisa tembakau dari puntung rokok, rendam dalam air, dan saring airnya. Air rendaman tembakau ini dapat langsung diaplikasikan dengan cara disemprotkan pada daun cabai yang terserang hama.
Ada beberapa pendekatan yang dapat diambil untuk pengendalian hama yang lebih efektif di area tanaman yang lebih besar. Daun tembakau dari puntung rokok (kurang lebih 0,25 kilogram), belerang (kurang lebih 3 ons), abu dapur/abu gosok (kurang lebih 2 kg), dan air sebanyak mungkin adalah bahannya.
Untuk membuatnya, rendam semua bahan dalam air selama 4-5 hari. Air rendaman kemudian disaring melalui saringan halus, dan larutan siap digunakan.
Untuk mendapatkan hasil terbaik, semprotkan larutan air rendaman tembakau secara merata pada daun cabai. Jangan membuang sisa air rendaman tembakau; dapat digunakan atau ditaburkan pada tanaman di bawah tanaman cabai.
Agar lebih efektif dalam membasmi hama, pestisida tembakau ini dapat dicampur dengan bahan organik lainnya. Misalnya filtrat tembakau yang dicampur dengan filtrat daun paitan. Campuran filtrat tersebut dapat digunakan untuk membasmi hama yang biasa menyerang tanaman padi.
Lingkungan Terancam Puntung Rokok
Sementara menurut nationalgeographic.grid.id, masyarakat mulai berbondong-bondong meninggalkan sedotan plastik akibat kampanye global bebas plastik. Namun, jarang terdengar perlakuan yang sama diterapkan pada jenis sampah plastik lainnya, seperti puntung rokok atau filter.
Padahal, ini adalah barang yang paling mencemari planet Bumi. Setiap tahun, setidaknya dua pertiga dari total 5,6 triliun batang atau 4,5 triliun puntung rokok yang dihisap dibuang sembarangan.
Puntung rokok telah menyumbang 30 sampai 40% dari semua sampah yang ditemukan di tempat pembuangan sampah perkotaan sejak tahun 1980-an.
Menurut penelitian terbaru, puntung rokok membutuhkan waktu lama untuk terurai dan akan merusak lingkungan jika dibuang sembarangan.
Puntung rokok terdiri dari ribuan serat selulosa asetat yang, meskipun dapat terurai secara hayati, membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk terurai. Serat selulosa asetat, seperti mikroplastik lainnya, adalah polutan umum di ekosistem, terakumulasi bahkan di dasar laut dalam.
Filter rokok juga mengandung ribuan bahan kimia yang mampu membunuh tanaman, serangga, tikus, jamur, dan makhluk hidup lainnya. Beberapa bahan kimia yang ditemukan dalam filter rokok bekas dikenal sebagai karsinogen, atau senyawa penyebab kanker.
Ada banyak laporan tentang anak-anak kecil dan anjing peliharaan yang secara tidak sengaja menelan puntung rokok. Selanjutnya, puntung rokok bekas dan filter telah ditemukan di tubuh hewan liar seperti burung laut dan kura-kura.
Pada manusia, menelan puntung rokok dapat menyebabkan muntah dan kejang. Lindi puntung rokok dapat menjadi racun bagi organisme air seperti bakteri, krustasea, cacing, dan ikan.
Risiko yang Belum Diketahui
Meski sering kita jumpai, pemahaman manusia akan bahaya puntung rokok yang dibuang sembarangan di taman dan ruang terbuka hijau lainnya masih terbatas.
Beberapa burung melapisi sarang mereka dengan puntung rokok. Ini sangat berbahaya karena pestisida dalam nikotin mengurangi jumlah parasit yang hidup di permukaan tubuh inang (ektoparasit), yang diperlukan untuk perkembangan anak ayam. Selain itu, puntung rokok dapat memiliki konsekuensi kesehatan jangka panjang bagi hewan.
Puntung rokok sangat berbahaya di lingkungan perkotaan. Sebuah survei terhadap tiga taman terbesar di Cambridge, Inggris, menemukan rata-rata 2,6 puntung rokok per meter persegi dan maksimum 126 puntung rokok per meter persegi di dekat bangku taman, meskipun tersedia asbak.
Pertanyaan selanjutnya adalah apa pengaruh puntung rokok yang dilempar ke tanah terhadap tanaman di kebun.
Kemudian untuk melihat efeknya, nationalgeographic.grid.id menempatkan puntung rokok di dalam pot berisi rerumputan atau daun semanggi. Mereka membandingkan puntung baru yang terbuat dari rokok biasa dengan puntung lama yang terbuat dari rokok yang dibakar, dan meletakkan batang kayu kecil untuk melihat perbedaannya.
Mereka menemukan bahwa puntung rokok mengurangi pertumbuhan kecambah pada rumput dan semanggi hingga 25%. Selanjutnya, puntung rokok mengurangi jumlah biomassa akar semanggi hampir 60%.
Meskipun ini hanya studi pendahuluan tentang rokok utuh dengan puntung rokok yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, penelitian lain menemukan bahwa asap dapat memiliki efek yang sama.
Mabel Elizabeth Dibbel, misalnya, menyelesaikan tesis berjudul "Pengaruh asap rokok pada biji Vicia sativa" pada awal 1900-an. Dibbel menemukan bahwa meniupkan asap rokok ke dalam benih tanaman menghambat pertumbuhan dan menyebabkan kerusakan struktur sel.
Perlu penelitian lanjutan
Terlepas dari kenyataan bahwa telah ada kesadaran ilmiah tentang rokok dan tanaman selama lebih dari satu abad, masalah ini tetap paling sedikit diteliti.
Mengingat pentingnya tumbuhan sebagai penghasil utama makanan manusia dan perannya dalam membuat lingkungan lebih menyenangkan, maka limbah rokok harus dikurangi.
Karena bahaya yang ditimbulkannya bagi kesehatan manusia, beberapa orang menganjurkan pelarangan puntung rokok secara langsung.
Gagasan lain adalah mewajibkan produsen untuk membayar perokok yang mengembalikan puntung rokok mereka.
Apapun solusinya, yang jelas 39 tahun pemerintahan rokok sebagai sampah utama dunia harus diakhiri.
Langkah pertama adalah meningkatkan kesadaran bahwa puntung rokok adalah limbah berbahaya yang harus dibuang dengan benar.
Sumber: Sariagri/https://nationalgeographic.grid.id/
0 comments:
Post a Comment